Fenomena Karangan Bunga, dari Ahok hingga Jokowi

Tak hanya Ahok-Djarot, fenomena karangan bunga juga dirasakan oleh instansi Polri hingga ke Istana Kepresidenan .

oleh Ahmad Romadoni Nefri IngeNafiysul QodarLizsa Egeham diperbarui 03 Mei 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2017, 16:30 WIB
Karangan Bunga untuk Ahok Djarot
Ratusan karangan bunga yang ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat tertata di kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/4). (Liputan6/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kemenangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi mimpi buruk bagi pasangan gubernur dan wakil gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Kendati kalah, namun Ahok-Djarot mendapatkan banyak dukungan dan apresiasi dari warga DKI.

Warga pun berbondong-bondong menyampaikan dukungan dengan mengirim karangan bunga ke Balai Kota DKI, tempat Ahok-Djarot berkantor. 

Awalnya hanya ada belasan karangan bunga berisi ucapan semangat dan terima kasih untuk Ahok-Djarot. Namun demikian, jumlahnya makin bertambah dan mencapai hingga lebih dari 7 ribu karangan bunga.

Gerakan mengirimkan bunga ucapan terima kasih Ahok-Djarot ternyata dimulai oleh Jappy M Pellokila, Todora Radisic, Roostien Ilyas, dan Susi Karina. Mereka memulai langkah itu sebagai bentuk dukungan moral kepada Ahok-Djarot setelah mengikuti Pilkada DKI 2017.

Warga berswafoto di depan karangan bunga untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat di Balai Kota Jakarta, Rabu (28/4). (Liputan6.com/Gempur M Surya)Jappy M Pellokila adalah pendiri dan perintis grup Indonesia Hari Ini (IHI), sedangkan Todora Radisic adalah Ketua Relawan Cinta Ahok (RCA), dan Roostien Ilyas adalah anggota IHI yang kemudian turut bergabung Susi Karina dari Gerakan Damai Nusantara.

Jappy mengatakan, ide mengirimkan bunga kepada Ahok dan Djarot awalnya diniatkan sebagai dukungan moral kepada mereka dari para pendukungnya. Rencana itu sudah dilakukan sejak Sabtu 22 April 2017.

Dia menambahkan, para pendukung Ahok di lapangan sangat bangga meskipun Ahok kemudian gagal kembali terpilih sebagai Gubernur DKI. "Jadi kami secara pribadi maupun kolektif secara serentak sepakat untuk mengirimkan bunga pada 26 April 2017 sebagai bentuk simpati dan dukungan moril kami. Mudah-mudahan hal ini bisa membangkitkan semangatnya," kata dia.

Pada awalnya, rencana untuk ramai-ramai mengirimkan bunga tersebut disebarkan secara terbatas di grup WhatsApp IHI.

Roostien menghubungi Jappy yang kemudian berkoordinasi dengan Todora dan Susi, setelah itu keempatnya menyebarkan rencana tersebut di grup media sosial mereka. Jappy pun tidak menyangka jika pada akhirnya kiriman karangan bunga tersebut mencapai ribuan dan memenuhi kawasan Balai Kota hingga sekitarnya.

"Kami ingin memelopori agar setiap tanggal 19 ada kiriman bunga di Balai Kota sampai Oktober 2017 atau sampai berakhirnya masa tugas Pak Ahok dan Pak Djarot," kata Jappy.

Karangan Bunga Untuk Polri

Fenomena dukungan atau menyampaikan aspirasi melalui karangan bunga ini, rupanya tak hanya ditujukan kepada Ahok-Djarot, Markas Besar Polisi RI (Mabes Polri) di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan juga ikut dipenuhi ratusan karangan bunga.

Karangan bunga kebanyakan merupakan ungkapan rasa terima kasih warga untuk TNI-Polri, terutama Kapolri.

Para pengirim karangan bunga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada TNI-Polri karena telah menjaga dan mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"NKRI, Pancasila & UUD 45 harga mati!! Terimakasih TNI-Polri Terimahkasih Pak Tito sudah mengawal keutuhan negeri ini. Kami Macan Ternak Mendukung Bapak Jangan Kasih Kendor Leeeebbbaasss!!!" tulis MAmak2 CANtek AnTER aNak pada salah satu karangan bunga yang dikirim ke Mabes Polri.

Jumlah karangan bunga ini terus bertambah sejak Selasa, 2 Mei 2017, sore. Pesan yang disampaikan dalam karangan bunga ini pun hampir sama. Intinya, para pengirim ingin Polri segera memberantas radikalisme di Indonesia.

"Totalnya 169. Sekarang tambah 12 katanya mau nambah lagi," ujar Komandan Batalyon Yanma Aiptu Ipda Onma, di Mabes Polri Trunojoyo Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2017).

Bunga untuk Jokowi

Tak hanya di Balai Kota dan Mabes Polri, fenomena karangan bunga mulai merambah ke Istana Kepresidenan.

Ada 3 karangan bunga yang tersandar di selasar pintu gedung menuju pintu masuk kawasan Istana Kepresidenan sejak rabu (3/5/2017). Ketiga karangan bunga itu dikirimkan orang yang berbeda.

Berbeda dengan karangan bunga untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, karangan bunga untuk Jokowi ini berisi pesan persatuan dan menjaga bineka tunggal ika.

Bunga pertama bertuliskan 'Selalu mendukung Pak Jokowi untuk menjaga NKRI dari radikalisme agama apapun. Keukeuh selalu sama NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan Pancasila. 'Smandel 91 Yang Cinta Toleransi dan NKRI'.

Kedua, karangan bunga bertuliskan, 'Pakdhe Jokowi kami masih padamu bersama menjaga NKRI'. Di bawah karangan bunga, tertulis belasan nama pengirim.

Karangan bunga untuk Presiden Jokowi, tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/5/2017). (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)Bunga ketiga bertuliskan, 'Kepada Bpk Jokowi mendukung penegakan NKRI dan Pancasila'. Dari Warga Negara Indonesia.'

"Karangan bunga mulai dari pagi datang. Satu per satu sih datangnya. Dan baru 3 ini," kata seorang petugas keamanan dalam Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi mengatakan, dirinya belum melihat sendiri karangan bunga yang sudah tiba di Istana. Dia menilai, karangan bunga ini merupakan bentuk ekspresi dan harapan untuk Presiden.

"Bunga yang dikirim ke istana itu merupakan ekspresi dari beberapa orang yang mengirim bunga untuk Pak Jokowi. Kiriman itu (karangan bunga) sebagai bentuk ekspresi saja. Ada yang harapan, ungkapan. Dan pengiriman bunga itu merupakan ungkapan," kata Johan.

Sampai ke Sumsel

Tak hanya di Ibu Kota, tren bunga untuk Ahok dan Djarot juga menular ke warga Sumatera Selatan (Sumsel). Sejak Selasa, 2 Mei 2017 lalu, ratusan karangan bunga menghiasi halaman Mapolda Sumsel.

Ratusan karangan bunga yang dikirim itu merupakan dukungan warga Sumsel untuk aparat kepolisian. Tulisan yang disematkan seperti dukungan memberantas premanisme, radikalisme, menjaga kebinekaan Bumi Sriwijaya, hingga memperkuat kesatuan dan persatuan Indonesia.

Rian, warga Kecamatan 2 Ilir Palembang, mengatakan rangkaian bunga yang membanjiri Polda Sumsel terlihat indah dan menjadi daya tarik tersendiri.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto bahkan awalnya tidak tahu akan mendapatkan karangan bunga sebanyak ini. Ia mengaku tidak menginstruksikan siapa pun untuk mengirimkan ucapan dukungan seperti ini.

"Ini bukan inisiatif kita, tapi dari masyarakat sendiri yang memberi dukungan ke Polri-TNI untuk kinerja kita," kata dia.

Dengan adanya dukungan seperti ini, pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan ke masyarakat. Terlebih banyak yang mendukung untuk memberantas radikalisme dan premanisme di Sumsel.

Kapolda menegaskan, mengingat tahun depan di Sumsel akan digelar pilkada serentak dan Asian Games 2018, dukungan itu terus menjadi motivasi aparat keamanan untuk mencegah sejak dini aksi-aksi radikalisme di Bumi Sriwijaya.

"Kita terus berusaha menjaga keamanan di Sumsel, agar masyarakat dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman tanpa gangguan," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya