Jelang Sidang Vonis, Massa Pro-Kontra Ahok Mulai Datangi Kementan

Terlihat masing-masing massa membawa atribut di lokasi sidang vonis Ahok.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 09 Mei 2017, 07:18 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 07:18 WIB
massa ahok
Massa mendatangi tempat persidangan vonis Ahok di Gedung Kementan, Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pembacaan vonis kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, massa mulai mendatangi lokasi persidangan di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan.

Pantauan Liputan6.com, Selasa (9/5/2017), sekitar pukul 06.00 WIB, baik massa pro maupun kontra Ahok mulai terlihat di depan Pintu Selatan Kementan. Berbagai atribut mengiringi langkah massa yang siap menunggu hasil ketuk palu hakim atas vonis Ahok.

Meski dari kubu yang berlawanan, tampak ketika kedua massa berpapasan, mereka cukup ramah untuk saling menyapa.

Salah satu simpatisan, Christine (27) mengatakan, rombongan mereka telah mempersiapkan kehadiran di persidangan Ahok sejak beberapa hari lalu. Hanya, dia menampik jika mereka disebut massa pro-Ahok.

"Kita teman-teman enggak dukung mana-mana. Kita cuma mau biar sidang damai saja," ujar Christine di lokasi.

Massa pro-Ahok ramai membawa bunga. Di antara mereka bahkan menggendong bunga imitasi dalam ukuran besar.

Sementara, massa kontra Ahok membawa panji-panji bendera bertuliskan kalimat syahadat umat Islam. Mereka berpakaian serba putih dengan di antaranya memakai ikat kepala hijau.

"Kami ingin keadilan dari sidang ini," ujar salah satu massa kontra Ahok yang enggan disebut namanya.

Massa kontra mendatangi sidang vonis Ahok di gedung Kementan, Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Lalu lintas di sekitar Kementan juga mulai padat. Jalan RM Harsono mengarah ke Ragunan dan sebaliknya sudah ditutup sejak dini hari tadi.

Petugas beratribut lengkap terlihat sudah sibuk mengatur lalu lintas. Mereka juga melakukan penjagaan ketat dan mengimbau massa pro dan kontra Ahok tidak masuk ke kawasan Kementan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya