Liputan6.com, Garut - Pelaku bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, Ahmad Sukri (AS) dan keluarganya terkenal tertutup. Mereka enggan berhubungan dengan warga sekitar.
"Seluruh kaca imah (rumah) kontrakan Pak Ahmad Sukri itu pakai ditutup kardus, sampai warga pun tidak tahu apa di dalamnya," ujar Susi, warga kampung Cempaka, di Garut, Kamis (1/6/2017).
Baca Juga
Menurut dia, selama enam bulan mendiami sebuah kontrakan di Kampung Cempaka RT 1 RW 6, Kelurahan Lebak Jaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat, AS dan keluarganya tidak pernah bergaul dengan warga sekitar.
Advertisement
"Paling (ketemu) kalau istrinya belanja ke warung, itu pun kalau ada lelaki pasti enggak jadi belanja," Susi menambahkan.
Namun, kata dia, dua anak AS yakni A dan U kerap bergaul dengan anak-anak kampung. "Bahkan si U sering main dengan anak ibu yang kecil di rumah," ujar Susi.
Selama ini, AS sulit bergaul dengan warga, meski beberapa kali, bomber Kampung Melayu itu terlihat salat di Masjid Ar-Rohmah. "Kalau pun salat di masjid, dia langsung memisahkan diri tidak mau berjamaah dengan warga," ujar Endin, warga lainnya.
Saking tertutupnya, lanjut dia, bisa dihitung berapa kali AS ikut salat di masjid. "Saya saja paling ada sekitar empat kali bertemu, itu pun semuanya di masjid," ujar Endin, guru mengaji di masjid itu.
Sebelumnya, Kamis pagi ini, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali menggeledah kontrakan terduga bomber Kampung Melayu, Ahmad Sukri, di Kampung Cempaka RT 1 RW 6, Kelurahan Lebak Jaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ada dua lokasi yang didatangi Densus 88 dan tim dari Puslabfor Mabes Polri, INAFIS Polda Jabar serta INAFIS Polres Garut. Selain rumah di RT 01, tim menggeledah rumah kontrakan di RT 03/RW 09.
Pengamatan Liputan6.com, beberapa anggota tim membawa sejumlah berkas dan buku usai menggeledah rumah tersebut.
Rencananya siang ini, tim bergerak ke rumah kontrakan kedua Ahmad Sukri di RT 03/RW 09 serta rumah tinggal H, adik ipar Ahmad Sukri yang berada di Kampung Paledang, Desa Suci Kaler, Karangpawitan, Garut, Jawa Barat. Pemeriksaan itu masih terkait bom Kampung Melayu yang meledak Rabu, 24 Mei 2017, malam.