Liputan6.com, Jakarta - Presidium Alumni 212 menggelar Aksi Bela Ulama 96 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat siang. Aksi ini disebut sebagai bentuk perlawanan atas status tersangka pimpinan FPI Rizieq Shihab.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai, aksi semacam itu sebaiknya tidak dilakukan. Sudah saatnya semua elemen bangsa fokus pada pembangunan negara yang berujung pada kesejahteraan masyarakat.
"Dan kita juga tidak boleh terjebak terlalu lama dengan persoalan tarik menarik sebagai akibat ekses dari Pilkada DKI Jakarta," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/6/2017).
Politikus PDI perjuangan itu mengingatkan Indonesia sudah waktunya fokus pada peningkatan kesejahteraan. Kesejahteraan ini seharusnya menjadi fokus utama dalam pembangunan bangsa.
Advertisement
"Pemerintah menganggap sekarang ini waktunya fokus untuk kerja, kerja, kerja dan kerja," ucap Pramono.
Alumni Aksi 212 akan menggelar aksi untuk mendukung pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Koordinator aksi Ansufri ID Sambo mengatakan aksi ini digelar untuk menyampaikan perkembangan-perkembangan kasus hukum yang dialami para ulama.
"Kita sampaikan kepada umat perkembangaannya supaya umat tahu dan bagaimana gerakan lanjutan, gerakan kita setelah ini," imbuh Sambo
"Saya lihat ada 10 ribu sampai 20 ribu massa. Nanti kita di sini sampai Maghrib, kita buka puasa di sini dan taraweh juga disini," ujar Sambo.