Kapolri: Sketsa Pelaku Penyerangan Novel Baswedan Sudah Ada

Kapolri juga mengatakan, rencananya Polri dan KPK akan memeriksa kembali Novel yang kini masih dirawat di Singapura.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 04 Jul 2017, 19:14 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2017, 19:14 WIB
Kapolri Datangi KPK Bahas Teror Novel Baswedan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian berjabat tangan dengan Pimpinan KPK, Agus Rahardjo saat konfrensi pers membahas penanganan kasus teror terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan, Jakarta, Senin (19/6). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya telah memiliki sketsa pelaku yang diduga menyerang penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

"Soal sketsa sudah ada kan. Dari Polri sudah membuat tiga sketsa sudah di-share kepada KPK juga dari saksi-saksi. Nanti kita kembangkan, kita cari orang ini siapa yang ada di sketsa itu," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/7/2017).

Kapolri juga mengatakan, rencananya Polri dan KPK akan memeriksa kembali Novel yang kini masih dirawat di Singapura. Namun belum dipastikan akan dilakukan kapan.

"Tim sudah siap. Hanya dari kemarin Bapak Ketua (Agus Rahardjo) yang ingin mendampingi tim ini berangkat ke Singapura, sedang berlibur ke Jawa Timur dan sekarang sudah kembali. Sekarang tim sudah berhubungan lagi dengan Beliau supaya kapan waktunya berangkat untuk mendengarkan kembali keterangan Novel," kata Tito.

Sementara itu, terkait dirinya yang menawarkan KPK untuk terlibat dalam tim polisi yang mengusut pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, Tito memastikan tim dari Polri masih berkoordinasi dengan KPK.

"Sudah diperintahkan kepada tim dari penyidik untuk segera berkoordinasi dengan KPK. Kalau sudah dibentuk kita ingin agar tim ini betul-betul melekat secara teknis dan detail, jadi nggak hanya sekadar laporan lisan tapi detail ke lapangan," tutur Tito.

"Intinya kita memberikan peluang untuk KPK membuat tim yang bisa menempel dan bergabung ke tim Polri sehingga ada percepatan (penyelidikan) dan supaya tidak ada lagi miskomunikasi dan gap komunikasi," pungkas Tito.

 

 

 

 

 


Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya