Liputan6.com, Solo Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi, resmi membuka Simposium The Association of Asian Constitutional Courts and Equivalent Institutions (AACC) di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Solo, Rabu (9/8/2017).
Presiden Jokowi datang didampingi oleh Ketua Mahkamah Konstitusi, Arief Hidayat dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Serta 13 delegasi anggota AACC serta negara lain mulai dari Asia, Eropa, dan Afrika.
Dalam sambutanya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Kota Solo merupakan salah satu mozaik keberagaman di Indonesia. Dengan 740 suku dengan seni budaya yang berbeda di Indonesia.
Advertisement
"Menurut saya, Solo merupakan kota yang majemuk. Saya ingat bagaimana saya harus menghadapi aspirasi dari warga. Tuntutan bahkan protes dari warga Solo," ujar Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan kepada delegasi yang tergabung dalam asosiasi MK se-Asia, Rabu (9/8/2017).
Ia menceritakan, pengalaman mengelola Solo mengajarkan kepada dirinya pentingnya demokrasi dan prinsip-prinsip konstitualisme menjadi cara terbaik dalam mengelola keberagaman.
"Solo merupakan salah satu mozaik keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki 34 provinsi, serta 516 kabupaten dan kota dengan 714 suku, dan mempunyai lebih 1100 bahasa lokal dengan ekspresi seni budaya berbeda-beda," imbuh Jokowi.
Maka dari itu, lanjut Presiden Jokowi, kemajemukan bukanlah penghalang untuk bersatu. Semua disatukan dengan cita-cita bersama untuk mewujudkan Pancasila dalam bingkai konstitusi UUD 1945.
Ia menuturkan, Indonesia sebagai negara yang majemuk, punya pengalaman yang panjang dalam mengelola keberagamaan.
"Menilai pentingnya Pancasila bagi masyarakat dan warga negara. Dengan konstitusi mampu memegang teguh adanya penghormatan dan perlindungan dan hak warga bagi seluruh rakyat Indonesia," tutur Presiden Jokowi.
Mengenai konstitusi, lanjut Jokowi, tidak ada warga negara kelas satu dan dua. Konstitusi menjadi perlindungan peradaban, bagi etnis, keberagamaan dan agama.
"Tantangan bagi konstitusi tidaklah mudah, banyak hal baru yang muncul," ujar Presiden Jokowi.
Adanya hal tersebut, lanjut Jokowi, menjadi tantangan tersendiri bagi Mahkamah Konstitusi.
"Mahkamah konstitusi menjadi jangkar, pijar yang menerangi sebuah negara. Jangkar dari pendiri bangsa yang menbangun konstitusi. MK lah yang mengimplementasikan konstitusi itu. Saya menyambut baik dengan adanya simposium ini,” tutur Jokowi.
(*)