Korban First Travel Rata-Rata Kalangan Menengah ke Bawah

Kebanyakan jemaah First Travel berasal dari berbagai kalangan, mulai dari tukang pijit hingga ibu rumah tangga.

oleh Rinaldo diperbarui 25 Agu 2017, 19:52 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2017, 19:52 WIB

Fokus, Jakarta - Korban penipuan First Travel terus bertambah. Kebanyakan dari mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai dari tukang pijit hingga ibu rumah tangga. Salah satunya adalah Sri Supartini, bersama sang suami yang menjadi tukang odong-odong mereka mewujudkan niatnya untuk ke Tanah Suci.

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Jumat (25/8/2017), keduanya menggunakan jasa First Travel karena tergiur promo murah yang ditawarkan. Namun sejak kasus penipuan First Travel mencuat, pupus sudah harapan Sri. Padahal dia bersama 30 korban lainnya dijanjikan berangkat Mei 2017. 

Selain para calon jemaah, kerugian akibat penipuan First Travel ikut dirasakan Nur Vira Isnaini, perantara biro First Travel di Kota Gede, Yogyakarta, Jawa Tengah. Sekitar 400 orang menitipkan uang yang totalnya mencapai miliaran rupiah kepada Vira agar diberangkatkan ke Tanah Suci.

Namun dirinya terpaksa menelan pil pahit. Para calon jemaah gagal berangkat meski uang telah disetorkan. Alhasil mereka memintanya mengembalikan seluruh uang yang dititipkan. 

Sementara itu, penyidik Bareskrim Polri berencana mengembalikan 14 ribu paspor milik calon jemaah umrah korban penipuan First Travel. Mereka diminta mendatangi crisis center Bareskrim Polri di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat dengan membawa foto kopi KTP, permohonan pengambilan paspor serta menyerahkan nomor telepon. 

"Mereka datang di crisis center membawa foto kopi KTP disertai dengan nomor handphone," jelas Karopenmas Polri Brigjen Pol Rikwanto. 

Hingga hari kesembilan lebih dari 8.000 calon jemaah korban penipuan First Travel telah mengadu ke crisis center. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah.

 

 

 

 

 

 

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya