Respons KPK soal Kabar Pemborgolan 2 Jaksa Pamekasan

Dalam OTT terhadap Bupati dan Kajari di Pamekasan, KPK mengamankan 10 orang dari berbagai tempat di Pamekasan.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 05 Sep 2017, 16:56 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2017, 16:56 WIB
20161206-Kabiro-Humas--HA1
Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah memberi keterangan kepada awak media di gedung KPK, Jakarta, Selasa (6/12). Dalam keterangan tersebut, KPK telah menetapkan Bupati Nganjuk, Taufiqurahman sebagai tersangka kasus dugaan korupsi. (Liputan6.com/Helmi Affandi)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah kabar yang menyebut pihaknya memborgol dua Kepala Seksi Kejaksaan Negeri Pamekasan saat operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati dan Kajari Pamekasan pada 2 Agustus 2017 lalu.

"Kami imbau berbagai pihak untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak benar. Apalagi jika itu ditujukan agar hubungan baik KPK dan kejaksaan menjadi rusak," ujar Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, saat dikonfirmasi, Selasa (5/9/2017).

Menurut Febri, pihaknya tak pernah memborgol dua Kasie Kejari Pamekasan seperti yang disebutkan oleh anggota Komisi III DPR Fraksi PAN, Daeng Muhammad, dalam rapat antara Komisi III DPR dan Kejaksaan di Kompleks Parlemen hari ini. 

"Secara kelembagaan, hubungan dan komunikasi KPK dengan Kejaksaan sangat baik. Bahkan berjalannya tugas dan kewenangan KPK di bidang penuntutan saat ini adalah kontribusi dari jaksa-jaksa yang bertugas di KPK," kata dia.

Febri melanjutkan, dalam OTT terhadap Bupati dan Kajari di Pamekasan, pihaknya mengamankan 10 orang dari berbagai tempat di Pamekasan. Mereka diperiksa di Polres atau Polda setempat.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tidak Dibawa ke Jakarta

Dari 10 orang yang ditangkap, KPK menetapkan lima tersangka dan lima lagi sebagai saksi.

"Terhadap dua jaksa yang juga diamankan tersebut, setelah pemeriksaan dilakukan mereka tidak dibawa ke Jakarta. Jadi, informasi yang beredar bahwa mereka diborgol jelas informasi yang tidak benar dan bahkan dapat menyesatkan publik," Febri menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya