Liputan6.com, Jakarta - Nasib pak ogah atau polisi cepek yang tergabung dalam Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) masih belum menunjukkan kejelasan. Sebab, inisiatif Ditlantas Polda Metro Jaya untuk memberdayakan mereka belum mendapatkan dukungan dalam segi finansial.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra mengakui, pihaknya masih kesulitan mencari donatur yang bersedia membiayai kinerja pak ogah.
Niat menyulap pak ogah menjadi Supeltas agar tidak memungut uang ke pengguna jalan, belum membuahkan hasil. Padahal pelatihan dan pembekalan Supeltas telah selesai tiga pekan lalu.
Advertisement
"Tinggal donatur untuk biaya operasional. Kalau dapat donatur dari perusahaan dia tidak akan ambil lagi dari masyarakat. Tapi belum ada," ujar Halim, Jakarta, Sabtu (9/9/2017).
Ditlantas Polda Metro Jaya sejatinya telah menggandeng Pemprov DKI dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta untuk pembiayaan Supeltas. Namun, keduanya belum memberikan sinyal positif.
"Proses gubernur, katanya 2017 tidak ada (anggaran). Kadin kita proses juga, suratnya belum jalan," kata Halim.
Kata Kadin
Sementara itu, Kadin menyatakan pihaknya belum mendapatkan informasi perihal rencana Ditlantas Polda Metro Jaya dalam pemberdayaan pak ogah. Kadin juga belum pernah dihubungi langsung terkait program Supeltas.
Meski masalah finansial masih menggantung, program Supeltas diklaim telah berjalan di beberapa wilayah hukum Polda Metro Jaya. Mereka menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama ini.
Hanya saja, Ditlantas Polda Metro Jaya tidak bisa melarang mereka memungut uang dari sejumlah pengguna jalan.
"Supeltas memang sukarelawan, sudah jadi, ini kita membantu supaya tidak lagi memungut masyarakat, jadi cari donatur. Kalau dia hanya mendapat dari pengguna yang dibantu, itu alternatif terakhir," tandas Halim.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement