Liputan6.com, Bogor - Ratusan santri Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud Desa Sukajaya, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terpaksa dipulangkan. Mereka dijemput keluarga masing-masing sejak Jumat 15 September lalu.
"Sudah dipulangkan ke rumah mereka masing-masing," kata Kepala Desa Sukajaya, Wahyudin, di Ponpes Ibnu Mas'ud, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2017).
Wahyudin menjelaskan pemulangan sekitar 250 santri tersebut menyusul batas waktu perjanjian antara warga dengan pemilik Yayasan Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud, yang habis masa berlakunya hari ini.
Advertisement
Tepat sebulan lalu, kata Wahyudin, masyarakat sekitar mengeluarkan ultimatum agar pesantren tersebut dikosongkan. Karena itu, pihak yayasan meminta kepada orangtua santri untuk menjemput anak-anak mereka.
Menurut Wahyudin, saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari pemerintah daerah terkait nasib Pesantren Ibnu Mas'ud pasca-kasus pembakaran umbul-umbul.
"Saya sih menunggu kebijakan dari Pemda. Kalau warga pengennya ponpes itu ditutup," kata dia.
Â
Saksiskan video menarik berikut ini:
Insiden Pembakaran Umbul-Umbul Merah Putih
Warga mendesak Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud ditutup setelah terjadi pembakaran umbul-umbul merah putih jelang HUT ke-72 RI oleh salah satu pengajar pesantren ini.
Insiden ini memicu reaksi warga Desa Sukajaya, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mereka mendatangi pondok pesantren yang terletak di kaki Gunung Salak itu.
Pantauan Liputan6.com, tidak terlihat kegiatan di Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud. Masjid berkelir hijau itu juga terlihat sepi.
Begitu pula seluruh kamar maupun ruangan tempat menginap para santri, juga tampak sepi. Hanya ada sejumlah pengurus yang terlihat hilir mudik, yang tengah menerima tamu dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Dompet Dhuafa Jakarta.
Advertisement