Liputan6.com, Jakarta Green City atau Kota hijau adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan. Kota menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya.
Dengan konsep tersebut, Perencanaan dan rancangan hijau adalah perencanaan tata ruang yang berprinsip pada konsep pembangunan kota berkelanjutan. Green city menuntut perencanaan tata guna lahan dan tata bangunan yang ramah lingkungan serta penciptaan tata ruang yang atraktif dan estetik.
Salah satu elemen penting dari kota hijau adalah RTH (ruang terbuka hijau). RTH berguna mengurangi polusi, menambah estetika kota, serta menciptakan iklim mikro yang nyaman. Hal ini dapat diciptakan dengan perluasan lahan taman, koridor hijau dan lain-lain.
Advertisement
Di Meikarta Cikarang sudah dibuat Central Park, sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini, jogging track,shelter dan sejuk. Lippo sebagai pihak pengembang kota baru Meikarta tidak hanya sekadar meniru nama Central Park yang ada di New York, tapi konsepnya juga meniru taman besar itu.
Lokasi Central Park Meikarta dekat dengan apartemen. Dengan konsep yang menyatukan pedestrian, hunian dan taman, tentunya dalam pengelolaan sampah juga dibuat dengan teknologi pengelolaan yang baik sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Konsep pengembangan kota yang berkelanjutan juga terlihat pada pengelolaan sampah hijau yang berprinsip pada reduce (pengurangan), reuse (penggunaan ulang) dan recycle (daur ulang). Selain itu, pengelolaan sampah hijau juga harus didukung oleh teknologi pengolahan dan pembuangan sampah yang ramah lingkungan. Juga pemanfaatan transportasi hijau yakni berfokus pada pembangunan transportasi massal yang berkualitas.
Green transportation bertujuan untuk meningkatkan penggunaan transportasi massal, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, penciptaan infrastruktur jalan yang mendukung perkembangan transportasi massal, mengurangi emisi kendaraan, serta menciptakan ruang jalan yang ramah bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda.
Lalu disiapkan juga transportasi internal, yaitu APM (Automated People Mover) yang dapat menghubungkan semua bagian titik di Meikarta berupa monorel. Sebagai angkutan masal monorel dapat mengurangi emisi CO2 serta menghemat energi karena penggunaan kendaraan pribadi.
Konsep lain yang diadopsi adalah green water bertujuan untuk penggunaan air yang hemat serta penciptaan air yang berkualitas. Dengan teknologi yang maju, konsep ini bisa diperluas hingga penggunaan hemat air baku, penyediaan air siap minum, penggunaan ulang dan pengolahan grey water (air yang telah digunakan), serta penjagaan kualitas green water (air yang tersimpan di dalam tanah).
Di Meikarta juga dibangun danau buatan seluas 25 hektar yang berada di Central Park. Danau ini bisa jadi sarana rekreasi keluarga yang tinggal di Meikarta dan sekitarnya. Selain sebagai pengendali banjir, danau ini juga bisa menjadi sumber air baku yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Â
(Adv)
Â