Golkar Tak Takut Elektabilitas Menurun karena Kasus Setnov

Survei tersebut, menurut Roem, akan dilakukan di setiap daerah pemilihan atau dapil guna mencari tahu elektabilitas Golkar.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 04 Okt 2017, 02:27 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2017, 02:27 WIB
Setya Novanto Membuka Raker Golkar  di Novotel, Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/8/2017).
Setya Novanto Membuka Raker Golkar di Novotel, Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/8/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Partai Golkar, Roem Kono mengaku tidak khawatir dengan beredarnya gambar atau meme yang berhubungan denga Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Seperti diketahui, sejak foto Setnov yang sedang dirawat sakit di RS Premier tersebar, banyak yang menjadikannya sebagai meme.

"Kami tidak khawatir, karena partai kami fundamentalnya sudah kuat, partai kami terletak pada kekuatan personal," ujar Roem di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Jadi, lanjut dia, Partai Golkar tidak khawatir dan survei pun belum dilakukan. Survei tersebut, menurut Roem, akan dilakukan di setiap daerah pemilihan atau dapil guna mencari tahu elektabilitas Golkar.

Terkait hasil rekomendasi dari tim elektabilitas Partai Golkar yang meminta Setnov mundur dari kursi Ketua Umum, Roem mengatakan itu masih sebatas internal saja karena baru diputuskan pada rapat harian.

"Itu kan masih internal, bukan keputusan kelembagaan, tidak ada keputusan pleno. Memang kita menuju pada kira-kira, kenapa elektabilitas kita menurut survei itu menurun," ucapnya.

"Tapi pemilihan legislatif itu unik, karena kita terletak pada kekuatan personal kita, seperti tokoh-tokoh kita di daerah, misal saya enggak dilirik-lirik tapi saya bisa capai 25 persen di daerah saya, kenapa? Karena kita memiliki trust pada tokoh-tokoh itu, jadi tidak fokus pada satu tokoh," imbuh dia.

Begitu pula dengan usulan penunjukkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum menggantikan Setnov yang menurut Roem hal tersebut belumlah terjadi.

"Belum ada terjadi suatu penunjukan Plt, dan di partai kita demokratis, siapa pun bisa bersuara dan nanti akan diputuskan. Tapi selama ini belum ada, saya baru pulang dari dapil, tidak terjadi itu rapat pleno," tandas Roem.

Setuju Tidak Gaduh

Selain itu, Partai Golkar setuju dengan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mengingatkan kepada para pembantunya untuk tidak menciptakan kegaduhan jelang tahun politik 2018 dan 2019.

"Saya kira sudah betul Presiden Jokowi, karena presiden fokus pembangunan, memberantas kemiskinan, pemerataan pembangunan, saya kira sudah tepat, jangan terlalu mempermasalahkan masalah tekhnis," ujar Roem.

Dia menilai, Presiden Jokowi sudah sangat demokratis sekali karena memberikan kebebasan kepada para menterinya. "Tapi saya kadang-kadang melihat menteri ini lupa, mereka ini pembantu presiden," tutur Roem.

Tentu hal ini, lanjut Roem, sangat berbeda dengan dirinya dan anggota dewan yang ada di DPR.

"Lain dengan kami, kami ini DPR mitra Presiden tapi saya melihat individualisme daripada kementerian ini masih berjalan. Saya kira ini perlu dievaluasi kembali," kata dia.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya