Liputan6.com, Jakarta - Anak komponis sekaligus Pahlawan Nasional Ismail Marzuki, Rachmi Aziah, mengancam akan mengambil memorabilia ayahnya dari pengelola Taman Ismail Marzuki. Ia kecewa dengan penanganan benda-benda milik Ismail Marzuki.
Saat diserahkan pada pengelola TIM tahun 1985, Rachmi dijanjikan bahwa peninggalan ayahnya akan dibuatkan sebuah museum. Namun, janji itu sampai saat ini tidak direalisasikan.
Baca Juga
Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Perayaan 56 Tahun Taman Ismail Marzuki Bakal Tampilkan Fashion Show sampai Pidato Budaya Garin Nugroho
Taman Ismail Marzuki Festival 2024 Siap Digelar, Jadi Refleksi Karya dan Budaya Seni Indonesia
Pidato Kebudayaan TIM, Garin Nugroho Bakal Usung Tema 'Etika, Seni, dan Demokrasi'
"Saya mikir kapan bisa ditarik lagi. Ngapain (benda) itu ada di sana," kata dia ketika ditemui di kediamannya di Sawangan, Depok, Selasa (10/10/2017).
Advertisement
Ismail Marzuki merupakan komponis yang menciptakan 200 lagu perjuangan. Pada 2004, ia ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional. Namanya juga diabadikan sebagai Pusat Kesenian Jakarta sejak 1967 yang kini dikenal dengan sebutan TIM.
Keluarga Ismail Marzuki menyerahkan peninggalan komponis itu pada 1985 kepada pengelola TIM. Rachmi ingat dalam bukti serah terima dinyatakan barang-barang itu hanya dititipkan ke TIM.
Dengan begitu, ia menilai barang itu bisa diambil kembali. Awalnya, Rachmi berharap memorabilia ayahnya bisa dinikmati publik lewat museum Ismail Marzuki.
Ia berpikir benda-benda itu bukan hanya milik keluarganya, melainkan juga milik bangsa Indonesia.
"Kan bukan buat kita (keluarga) saja, masyarakat juga harus tahu," Rachmi berujar.
Niatan menarik kembali peninggalan Ismail Marzuki bermula ketika peneliti budaya betawi, Chairil Gibran Ramadhan, kesulitan mengakses benda-benda itu beberapa waktu lalu. Padahal, Chairil tengah meriset bahan untuk penyusunan naskah film Ismail Marzuki.
Rachmi kaget akses ke benda peninggalan Ismail Marzuki tidak terbuka untuk umum. Ia sudah memiliki beberapa rencana bila memorabilia ayahnya ditarik kembali.
Rachmi mengatakan akan menitipkannya ke pusat kebudayaan Betawi yang ada di kawasan Setu Babakan, Jakarta Selatan. Ismail Marzuki sendiri merupakan seniman putra Betawi.
Patung Dipindah
Sebelumnya, Rachmi juga kecewa dengan pemindahan patung Ismail Marzuki dari halaman depan TIMÂ sejak beberapa hari lalu. Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta (UP PKJ) TIM tidak memberi kabar soal perpindahan itu.
"Kok kita dari pihak keluarga enggak dikasih tahu. Memang (TIM) itu bukan lahan kita. Tapi, setidaknya ada komunikasi dengan keluarga," kata dia ketika ditemui di kediamannya di Sawangan, Depok, Selasa (10/10/2017).
Patung itu, menurut Rachmi, dipasang pada 1985. Taman Ismail Marzuki sendiri berdiri sejak 1967. Gubernur Jakarta saat itu, Ali Sadikin, yang memprakarsai TIM sebagai pusat kebudayaan Jakarta.
"Asalnya kan pertamanya di situ, Pak Ali Sadikin kan maunya meletakkan (patung) di situ. Kenapa dipindahin?" ia melanjutkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement