Dinding Beton Jatuh Timpa Sepeda Motor, MRT Akui Ada yang Salah

Menurut Silvia, terdapat miskomunikasi antara subkontraktor yang ada di atas jembatan MRT dengan subkontraktor di bawah.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 04 Nov 2017, 12:12 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2017, 12:12 WIB
Dinding Beton Jatuh Timpa Sepeda Motor, Ini Penjelasan MRT
Penjelasan MRT Soal Dinding Beton yang Timpa Sepeda Motor (Liputan6.com/Nafisul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - PT MRT Jakarta telah melakukan investigasi terkait jatuhnya dinding beton atau OCS Parapet proyek MRT di titik AP.6A, tepatnya di Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dinding beton itu jatuh menimpa pengendara sepeda motor.

Direktur Kontruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengakui pengerjaan lifting pada Jumat 3 November 2017 malam itu tidak sesuai dengan metode yang diterapkan. Akibatnya, kecelakaan pun tak terhindarkan.

"Kami dapatkan koordinasinya juga ada kekurangan, sehingga waktu jalan di bawah belum benar-benar clear atau tertutup, dia sudah mulai pekerjaan lifting-nya. Jadi ada dua kelengahan sekaligus," ujar Silvia di lokasi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11/2017).

Menurut Silvia, terdapat miskomunikasi antara subkontraktor yang ada di atas jembatan MRT dengan subkontraktor di bawah. Seharusnya, pekerja menyetop arus lalu lintas dan memastikan area di bawah steril sebelum pekerjaan dilakukan.

Setelah pekerjaan dipastikan selesai, baru jalur lalu lintas tersebut dibuka secara normal kembali. "Namun yang terjadi tadi malam, itu dia belum selesai stop traffic tapi sudah mulai duluan," kata dia.

"Jadi komunikasi tim di bawah dan tim di atas itu kurang, ada miskomunikasi, akibatnya itu belum selesai tutup jalan dia sudah mulai duluan, eh lepas, ada motor lewat," sambung Silvia.

Sementara dinding beton tersebut jatuh lantaran proses lifting tidak sesuai prosedur. Pengangkatan OCS Parapet itu melebihi ketentuan, sehingga mengakibatkan crane kehilangan keseimbangan.

"Berdasarkan investigasi tadi pagi, tampaknya saat lifting itu si operator ada kesalahan, yaitu over extended. Jadi lengannya crane itu mentok 7,5 meter, dia menjadi 10 meter," terang Silvia.

Namun, dinding beton seberat tiga ton itu tidak langsung meluncur dari atas. Beton tersebut jatuh pelan-pelan karena masih tertahan crane yang kehilangan keseimbangan. Bahkan beton tersebut sempat tertahan dinding yang telah terpasang.

"Jadi itu yang menyebabkan over load terhadap crane itu, jadi ke lost balance hingga topple," tandas dia.

Kronologi

Dinding beton MRT jatuh menimpa sebuah sepeda motor di Jalan Wijaya II, Jakarta Selatan. Material itu jatuh saat akan dipasang di jalan layang MRT.

Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmat mengatakan, peristiwa itu terjadi pukul 21.00 WIB, Jumat, 3 November 2017. Saat itu, PT MRT Jakarta akan memasang OCS Parapet dengan beban 3 ton menggunakan crane truck berkapasitas 10 ton.

"Ketika setting OCS Parapet sedang berlangsung, tiba-tiba crane truck tersebut tidak stabil dan OCS parapet jatuh ke jalan, melewati batas pengamanan di bawah deck girder yang telah tertutup separuh," kata Hikmat dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Dinding yang jatuh ini kemudian menimpa kendaraan bermotor roda dua yang sedang melaju dan mengenai pengendara.

"Pengendara mengalami luka ringan dan segera dibawa ke RS Pertamina oleh pihak kontraktor," ujar Hikmat. Dia mengatakan, penanganan korban dan kendaraan menjadi tanggung jawab MRT Jakarta.

Namun, dia menegaskan, OCS Parapet tidak langsung terjun ke jalan karena tertahan oleh crane truck dan parapet lain yang telah terpasang.

Selain itu, saat pemasangan, pihak MRT Jakarta sudah melakukan pengamanan dengan menutup separuh jalan, disiagakan flagman, dan dijaga pihak keamanan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya