Pelarian Setya Novanto Terhenti di Tiang Listrik

Mobil yang ditumpangi Setya Novanto menghantam tiang listrik di daerah Permata Hijau.

oleh Pebrianto Eko WicaksonoNila Chrisna YulikaMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 18 Nov 2017, 00:04 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2017, 00:04 WIB
Akhirnya, Setya Novanto Hadiri Persidangan Kasus e-KTP
Ketua DPR Setya Novanto saat menghadiri sidang kasus korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (3/11). Dalam sidang tersebut, beberapa kali Setnov mengaku lupa saat ditanya hakim maupun jaksa penuntut umum. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Setya Novanto membuat hiruk pikuk Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Barat makin riuh sejak kemarin malam. Bahkan, hingga pagi hari lantai 3 di rumah sakit itu makin ramai lantaran banyaknya wartawan yang terus mengamati gerak gerik penyidik KPK dan para tamu Setya Novanto.

Kini, tersangka kasus e-KTP itu dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Pemindahan ini atas rujukan dokter yang merawat Ketua DPR itu, Bimanesh Sutarjo.

Menurut pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi, kliennya dirujuk ke RSCM karena perlu pemeriksaan MRI. Sementara, alat pemeriksaan MRI di RS Permata Hijau rusak.

"Sementara cedera kepala tidak bisa ditunda lagi. Kakinya keram, beliau matanya tidak bisa dibuka, karena kalau dibuka berputar, dadanya sesak," kata Yunadi di RS Medika Permata Hijau, Jakarta, Jumat (17/11/2017).

Menurut Yunadi, dokter di Permata Hijau sudah berkoordinasi dengan RSCM.

"Rujukan dari dokter atas persetujuan Setya Novanto dan keluarga," kata dia.

Saat dipindahkan, dokter Bimanesh Sutarjo juga ikut mendampingi menuju RSCM.

Beredar foto Ketua DPR RI Setya Novanto sedang dirawat di rumah sakit, Kamis (16/11/2017) (Istimewa)

Sebelum dirujuk, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menemuinya.

Fredrich Yunadi, mengatakan penyidik datang dengan membawa surat penahanan. "Penyidik KPK diwakili oleh petugas berinisial D. Katanya, Pak Setya Novanto sudah ditahan dan sekarang menjadi wewenang KPK," ujar Yunadi.

Dia pun heran dengan surat penahanan tersebut. Sebab, Setya Novanto baru sekali dipanggil. Namun, belum pernah diperiksa sebagai tersangka satu kali pun.

Mantan pengacara Kepala Badan Intelijen Negara Komjen Budi Gunawan itu mengaku sempat terlibat adu mulut dengan petugas KPK.

"Itu bisa ditahan dari mana? Bisa keluar surat dari mana? Kan belum pernah diperiksa. Dijawab KPK punya wewenang, tidak bisa menjelaskan, tidak disebutkan undang-undang mana. Oleh karena itu, surat tersebut tidak ada yang mau menandatangani," kata Yunadi.

Dia pun berkonsultasi dengan dokter yang menangani Setya Novanto. Dokter mengatakan tetap mereka yang akan mengeluarkan rujukan dan menunjuk dokter lain di rumah sakit lain pula.

"Dokter bilang akan merujuk pada UU Kesehatan. Jadi rujukan dikeluarkan dokter ke dokter lain di rumah sakit lain. Periksa juga belum, nanya juga belum. Ini surat malaikat. Hanya menunjukkan surat, ini lho sudah ditandatangani," ucap Yunadi.

 

Menghantam Tiang Listrik

 

Polisi melakukan olah TKP di lokasi kecelakaan Ketua DPR, Setya Novanto di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Jumat (17/11). Sebelumnya, mobil Fortuner yang ditumpangi Setya Novanto menabrak tiang listrik. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kondisi Setya Novanto ini akibat kecelakaan yang terjadi pada Kamis, 16 November 2017 malam. Mobil yang ditumpangi Setya Novanto menghantam tiang listrik di daerah Permata Hijau.

Atas kecelakaan inilah, publik mengetahui keberadaan Setya Novanto setelah sebelumnya dinyatakan hilang dan dicari- cari KPK. Setya Novanto hilang setelah KPK mendatangi kediamannya pada Rabu, 15 November 2017 malam.

Polisi telah memeriksa empat saksi termasuk pengemudi terkait kecelakaan lalu lintas yang menimpa tersangka kasus korupsi e-KTP itu.

"Pengemudi mengaku kurang konsentrasi, sedang menerima telepon, ngobrol dengan korban (Setnov), dan lelah kurang tidur," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra melalui keterangan tertulisnya.

Berdasarkan pemeriksaan, terdapat tiga orang yang berada di dalam mobil Toyota Fortuner bernopol B 1732 ZLO itu. Seorang pria bernama Reza duduk di bangku kiri depan atau sebelah pengemudi. Sementara Setnov duduk di bangku tengah sebelah kiri.

Hilman mengaku, dirinya bersama Setya Novanto dan Reza tengah dalam perjalanan menuju kantor stasiun televisi Metro TV. Sebab, Ketua Umum Partai Golkar itu rencananya akan menjadi narasumber.

"Di tengah perjalanan disepakati untuk live by phone, kemudian pengemudi bermaksud mencari tempat yang aman," kata dia.

Setelah Setya Novanto selesai wawancara melalui sambungan telepon, mereka kembali melanjutkan obrolan di dalam mobil.

"Pengemudi mengaku merespons pembicaraan SN (Setya Novanto), dan sambil sesekali menengok ke belakang," ucap Halim.

Hilman yang juga berprofesi sebagai wartawan Metro TV itu mengaku sesekali menerima telepon dari kantornya. Sebab, saat itu ia memang berencana mengantarkan Setya Novanto ke kantornya untuk diwawancarai sebelum menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Karena kurang konsentrasi, kemudian bergerak kekanan, menabrak trotoar, naik ke atas, menabrak pohon, dan tiang listrik," jelas Halim.

Akibat peristiwa tersebut, mobil mewah itu mengalami kerusakan di bagian bemper depan, ban depan kanan pecah, dan kaca tengah sebelah kiri pecah.

Hanya Setya Novanto yang Terluka

 

Ketua DPR, Setya Novanto saat tiba di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta (17/11). Usai menerima perawatan di RS Medika Permata Hijau, Setnov dipindahkan RS Cipto Mangunkusumo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dokter RS Permata Hijau yang menangani Setya Novanto, Bimanesh Sutarjo, mengatakan hanya Ketua DPR itu yang terluka setelah menabrak tiang listrik. Padahal, dia berada di kursi penumpang saat kejadian.

"Yang saya terima hanya Pak Setya Novanto. Yang saya terima kemarin hanya beliau. Yang bawa ajudannya," kata Bimanesh.

Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan ajudan Setya Novanto tidak terluka karena memakai sabuk pengaman. Sedangkan Setya Novanto yang duduk di belakang tidak mengenakan sabuk pengaman.

"Dia bilang sopirnya enggak apa-apa. Karena sopir di depan pakai safety belt. Saya di belakang tidak pakai. Sehingga pas kejadian saya terlempar, kata beliau," terang Mahyudin setelah menjenguk Setya Novanto.

Mahyudin mengatakan Setya Novanto hendak ke KPK sebelum terjadi kecelakaan. Sebelum ke KPK, Setya Novanto juga berencana ke DPD 1 Golkar.

"Tapi dia bilang rencana ingin ke KPK mendatangi, menyerahkan diri, memberi keterangan. Tapi sebelumnya ingin ketemu teman-teman DPD 1 Golkar dulu. Mungkin akan mendampingi ke KPK," tutur Mahyudin.

#SaveTiangListrik

 

Meme #SaveTiangListrik

Alih-alih prihatin terhadap kondisi Setya Novanto, warganet justru lebih mengkhawatirkan kondisi tiang listrik setelah ditabrak mobil Fortuner yang ditumpangi Ketua DPR itu.

Alhasil, warganet pun menyerukan tagar SaveTiangListrik (#SaveTiangListrik) di Twitter. Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Jumat (17/11/2027) pagi, #SaveTiangListrik menjadi trending topic nomor satu di Twitter Indonesia.

Beberapa pengguna Twitter pun justru mendoakan tiang listrik yang ditabrak baik-baik saja, dan lainnya menganggap kasus Setya Novanto ini layaknya sebuah film drama murahan.

Pengguna Twitter dengan akun @dhytama12 mengunggah gambar di mana tiang listrik yang ditabrak mobil Setya Novanto sedang dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD).

Lain lagi dengan pengguna Twitter dengan akun @Taqdirku, Ia menampilkan meme yang memperlilhatkan sang tiang listrik sedang diwawancara oleh sejumlah media massa.

 

Bukan Tiang Listrik

 

Kondisi tiang listrik setelah ditabrak mobil yang ditumpangi Setya Novanto (Liputan6.com/Andri Setiawan)

PT PLN (Persero) memastikan bahwa yang mobil yang mengangkut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto tidak menabrak tiang listrik. Mobil Toyota Fortuner berkelir hitam bernomor polisi B 1732 ZLO tersebut menabrak tiang Penerangan Jalan Umum (PJU).

Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Aries Dwianto mengatakan, di atas‎ tiang yang ditabrak Toyota Fortuner hitam tersebut terdapat lampu.

"Jadi itu bukan tiang listrik. Itu tiang PJU karena di atasnya ada lampu," kata Aries, saat berbincang dengan Liputan6.com.

Terkait dengan peletakan tiang listrik di jalan raya, Kepala Satuan Komunikasi Korporat I PLN Made Suprateka mengungkapkan, PLN selalu mempertimbangkan berbagai aspek dalam menanam tiang, termasuk aspek keselamatan.

"Kalau penempatan tiang sudah ada aturannya, tataletaknya sudah diatur, memperhatikan aspek keselamatan. Kalau memang salah sudah dicabut pemda," tutur Made.

Menurut Made, PLN mengunakan beberapa tipe tiang listrik dengan material yang berbeda, untuk tiang beton biasanya digunakan sebagai penyangga kabel Jaringan Tegangan Menengah (JTM), sedangkan tiang besi digunakan untuk Jaringan Tegangan Rendah‎ (JTR).

"Memang tiang itu biasanya terdiri dari beberapa bentuk, tegangan menengah pakai beton, itu patah dampaknya kalau ada tabrakan akan parah. Kalau tiang lain tegangan rendah dia pakai besi itu bukan besi biasa. Itu plat di tekuk kemudian di las. tetapi rasanya kekuatan tidak terlalu kuat, kalau kita lihat ada beberapa tepat (yang bengkok)," tutup Made.

Saksikan video di bawah ini:

[vidio:Tersebar Rekaman Mobil Setya Novanto Alami Kecelakaan] (https://www.vidio.com/watch/1180728- tersebar-rekaman-mobil-setya-novanto- alami-kecelakaan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya