57 Prajurit TNI Pembebas Sandera Papua Naik Pangkat

Jenderal Gatot Nurmantyo menuturkan, ada 5 perwira TNI yang menolak kenaikan pangkat.

oleh Muhammad Ali diperbarui 19 Nov 2017, 14:02 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2017, 14:02 WIB
Pasukan pembebas sandera
Pasukan pembebas sandera mendapatkan kenaikan pangkat. (Liputan6.com/istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 57 prajurit TNI yang bertugas di Papua mendapatkan kenaikan pangkat. Keputusan itu diberikan setelah mereka sukses membebaskan dan mengevakuasi sandera dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

"Menetapklan, memutuskan, memberikan kenaikan pangkat luar biasa operasi militer selain perang, satu tingkat lebih tinggi," ujar pembaca keputusan kenaikan pangkat di Timika, Papua, Minggu (19/11/2016).

Sementara, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menuturkan, ada 62 personel TNI yang terlibat dalam pembebasan sandera di Papua. Namun lima perwira TNI yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera di Tembagapura, Timika, Papua, menolak kenaikan pangkat.

"Lima perwira diwakilkan komandan upacara menyampaikan bahwa keberhasilan adalah milik anak buah, kegagalan adalah tanggung jawab perwira. Sehingga secara halus mereka menolak untuk menerima kenaikan pangkat," kata Jenderal Gatot di lokasi yang sama.

Kenaikan pangkat diberikan kepada 57 prajurit dari satuan gabungan yang membebaskan sandera secara cepat dan senyap tersebut. Meski tidak menerima kenaikan pangkat, lima perwira pemimpin operasi itu diberikan pendidikan secara khusus mendahului teman seangkatannya.

"Inilah contoh teladan prajurit-prajurit yang tidak mengutamakan kepentingan pribadi, tapi hanya untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegas Gatot Nurmatyo.

 

Operasi Senyap

Gatot menjelaskan, dalam operasi senyap tersebut, pasukan gabungan dari Kopassus, Batalion 751 Rider, dan Taipur Kostrad melakukan pergerakan sejauh 4,5 km selama 3-4 hari, yang diakhiri dengan pertempuran di dua tempat hingga akhirnya KKB mundur.

Setelah berhasil menguasai lokasi penyanderaan, Gatot menginstruksikan agar mengutamakan keselamatan sandera. Selanjutnya Kapolda dan Pangdam mengevakuasi para sandera.

"Sebelum evakuasi, saya perintahkan agar kiri-kanan jalan harus aman. Kalau ada tembakan, jauh itu," katanya.

Menurut Gatot, sandera yang merupakan warga asli tetap bertahan di kampungnya dengan penjagaan dari TNI dan Polri. Sedangkan yang bukan berasal dari kampung tersebut telah diungsikan.

Soal KKB yang melarikan diri, Gatot mengatakan hal itu sedang dalam pengejaran. "Masih dalam pengejaran, tapi fokus saya kesampingkan semuanya. Yang penting adalah sandera harus selamat," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya