‎PVMBG Uji Sampel ‎Abu Vulkanik Gunung Agung, Ini yang Dicari

Letusan Gunung Agung memuntahkan abu vulkanik bersamaan dengan asap kelabu setinggi 700 meter.‎

oleh Dewi Divianta diperbarui 23 Nov 2017, 12:25 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2017, 12:25 WIB
Gunung Agung. (Liputan6.com/Dewi Divianta)
Gunung Agung. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung meletus pada Selasa, 21 November pukul 17.05 Wita. Letusan tipe freatik itu memuntahkan abu vulkanik bersamaan dengan asap kelabu setinggi 700 meter.‎

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengambil sampel abu vulkanik yang dimuntahkan gunung setinggi 3.142 Mdpl tersebut. Sampel itu telah dikirim ke laboratorium yang berada di Yogyakarta.

"Sampel sudah diambil dan dikirim ke laboratorium di Yogyakarta," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, I Gede Suantika di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis (23/11/2017).

Untuk mendapatkan hasil uji sampel laboratorium abu vulkanik Gunung Agung membutuhkan waktu yang cukup panjang. "Butuh waktu sekitar satu bulan untuk mendapatkan hasilnya," ujarnya.

Dari uji sampel itu, PVMBG ingin memastikan apakah abu yang disemburkan tersebut berasal dari batuan samping atau material magma di perut Gunung Agung. ‎"Abu itu bisa berasal dari batuan samping yang terkikis saat letusan terjadi dan terbawa keluar atau bisa juga material magma itu sendiri. Itu yang sedang diteliti," papar Suantika.

Sementara itu, dia meyakini abu vulkanik itu berasal dari batuan samping yang tercipta sejak letusan Gunung Agung tahun 1963.

"Kita menduga dari batuan samping karena letusannya itu kan di permukaan ya. Sementara magma posisinya masih jauh di dalam perut gunung. Tapi hasil pastinya kita tunggu uji lab," tutur Suantika.‎‎

Sementara itu, Suantika memastikan abu vulkanik yang dikeluarkan oleh Gunung Agung pada letusan freatik Selasa lalu masih amat tipis. "Letusan freatiknya baru sekali.‎ Kalau sudah berkali-kalibaru tebal abunya. Ada gunung api yang mengalami letusan featik baru letusan magmatik. Tapi ada juga letusan freatik hingga berbulan-bulan baru magmatik," Suantika memungkasi.

Siaga III

Saat ini Gunung Agung masih berada pada status level III (Siaga). PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya.

Wilayah itu berada di dalam area kawah Gunung Agung dan seluruh area dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung serta ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timur laut dan Tenggara-Selatan-Barat Daya sejauh 7,5 kilometer.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya