Cuaca Ekstrem, BMKG Imbau Warga Tak Berteduh di Bawah Pohon

BMKG menyatakan, selain angin kencang, gelombang di laut dan samudera juga berpotensi tinggi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Nov 2017, 07:46 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2017, 07:46 WIB
20161110-Cuaca-Ekstrem-Monas-Jakarta-IA
Seorang pegunjung berada di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (10/11). Kepala BMKG Andi Eka Sakya menyatakan, cuaca ekstrem yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia akan berlangsung hingga Februari 2017. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, dua titik badai tropis terindentifikasi di wilayah Indonesia, yaitu di sebelah selatan Jawa dan di barat daya Bengkulu. Dampaknya, terjadi cuaca ekstrem.

"Dampaknya apa, ini perlu kami berikan peringatan dini untuk tiga hari ke depan. Iklim tropis tersebut dapat menimbulkan hujan lebat ekstrem disertai angin yang kencang, bahkan juga berpotensi menimbulkan puting beliung," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat dihubungi Liputan6.com, Minggu malam, 26 November 2017.

Selain angin kencang, gelombang di laut dan samudera juga berpotensi tinggi. Ketinggian gelombang bisa mencapai 4 meter. Dampak lainnya dari adanya badai tropis adalah timbulnya banjir dan longsor.

"Potensi puting beliung bisa merobohkan bangunan-bangunan dan pohon-pohon. Ini sangat mengganggu keselamatan dan mengancam keselamatan jiwa. Potensi puting beliung ini bisa terjadi, di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta," kata dia.

Dwikorita mengimbau warga supaya berhati-hati untuk melakukan di luar rumah. Bila hujan, hindari berteduh di bawah pohon atau baliho.

"Misalnya saat hujan lebat jangan berteduh di bawah pohon atau di baliho atau di bangunan-bangunan yang terlihat tidak kuat. Karena bisa saja itu disertai dengan angin kencang. Mungkin lebih baik meminimalisir untuk berada terlalu lama di luar," ucap dia.

BMKG juga memprediksi, di Jakarta akan terjadi hujan lebat dan angin kencang akibat cuaca ekstrem tiga hari ini, tapi bukan puting beliung. "Kecepatan bisa lebih dari 20 knot," kata Dwikorita .

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bibit Siklon Tropis

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, saat ini di sekitar wilayah Indonesia telah terpantau dua bibit siklon yang berada dalam wilayah tanggung jawab Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta.

Bibit Siklon 95S di selatan Jawa Tengah pada 26 November 2017 itu berpusat sekitar 9,6 LS, 109,4 BT atau sekitar 240 km sebelah selatan barat daya Cilacap, yang bergerak ke arah Utara Barat Laut kemudian berbelok ke timur keesokan harinya.

"Kecepatan angin maksimum sekitar 25 knot (45 km/jam) dengan tekanan terendah 1.003 mb. Dalam waktu yang bersamaan, terdapat juga bibit siklon tropis 96S di Samudera Hindia sebelah Barat Daya Bengkulu di 6,8LS, 94,2 BT yang bergerak ke arah timur tenggara," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono Rahadi Prabowo dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (26/11/2017).

Bibit siklon yang berada di selatan Jawa, kata dia, lebih memiliki potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis. Bibit ini memberikan pengaruh terhadap cuaca di wilayah Indonesia, khususnya Jawa.

"Diperkirakan, untuk esok hari dan lusa terdapat peningkatan potensi hujan lebat dan angin kencang lebih dari 20 knots di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah bagian selatan, dan Jawa Timur bagian selatan," ujar dia.

Dampak lainnya adalah potensi gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Perairan Selatan Banten dan Jawa Barat, Perairan Selatan Jawa Timur, Perairan Selatan Bali, Perairan Selatan Lombok, Perairan Selatan Sumbawa. Gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya