Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa, mendesak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencabut keputusan atas pengakuan terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Menurut Khofifah, langkah Trump hanya akan semakin memperburuk kondisi di Tepi Barat dan merusak upaya perdamaian Israel-Palestina.
Baca Juga
Bukan tidak mungkin, kata Menteri Sosial ini, konflik Israel-Palestina akan semakin membesar dan berlarut yang berdampak luas terhadap ekonomi, politik, dan upaya membangun perdamaian global
Advertisement
"Ini adalah kemunduran dari seluruh proses perdamaian terkait konflik Palestina dan Yahudi yang tengah diupayakan negara-negara di dunia," ujar Khofifah dalam keterangan tertulis dii Jakarta, Sabtu (9/12/2017).
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Pengakuan itu diumumkan di Gedung Putih, Washington, Rabu 6 Desember 2017 waktu setempat.
Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pengakuan Amerika terhadap posisi Yerusalem sebagai ibu kota Israel, akan memperkuat posisi Israel dan melegitimasi permukiman di kawasan timur kota itu sebagai komunitas Israel yang sah.
Dukung Kemerdekaan Palestina
Terkait hal ini, Khofifah menegaskan, Muslimat NU secara tegas dan konsisten mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan tetap bersama Palestina menentang segala kekejian yang dilakukan Israel.
Dia melanjutkan, apa yang terjadi di Palestina adalah krisis kemanusiaan yang mendalam dan berlarut-larut berkepanjangan.
"Saya berharap Trump mencabut keputusan ini segera. Saya khawatir keputusan tersebut diambil semata untuk memuaskan massa pendukungnya saat kampanye Presiden lalu," imbuh calon gubernur Jawa Timur ini.
Khofifah menambahkan, Muslimat NU sebagai bagian dari organisasi perempuan terbesar dan badan otonomi Pengurus Besar NU, mendukung sikap Pemerintah Indonesia yang mendorong negara-negara OKI mengadakan sidang khusus tentang masalah pengakuan sepihak ini, dan meminta PBB untuk segera bersidang menyikapi pengakuan sepihak AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement