6 Kecamatan di Garut Terdampak Gempa Tasikmalaya

Satu warga Garut bernama Kusnadi (60) warga Kampung Cihuni, Desa Cihuni, Kecamatan Pangatikan, meninggal akibat serangan jantung saat gempa.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 16 Des 2017, 15:02 WIB
Diterbitkan 16 Des 2017, 15:02 WIB
Kondisi di Garut pasca gempa yang berpusat di Tasikmalaya
Kondisi di Garut pascagempa yang berpusat di Tasikmalaya (Liputan6.com/ Jayadi Supriyadin)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak enam kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terkena dampak gempa Pulau Jawa yang berpusat di Tasikmalaya pada Jumat, 15 Desember 2017 tengah malam.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan, gempa bumi berkekuatan 6,9 SR yang terjadi di Pulau Jawa, menyebabkan sejumlah rumah di enam kecamatan, Kabupaten Garut rusak.

"Kerusakan di Garut tidak terlalu parah dibanding daerah lain," ujar Budi saat menyambangi korban gempa di Cilawu, Sabtu siang (16/12/2017).

Berdasarkan informasi sementara, puluhan rumah di enam kecamatan mengalami kerusakan, mulai sedang, ringan, hingga kerusakan berat.

"Cilawu saja ada 13 rumah yang mengalami kerusakan, beberapa di antaranya mengalami rusak berat," kata dia.

Kemudian Kecamatan Bungbulang 1 rumah, Cibalong, 2 rumah dan 1 masjid, di Kecamatan Pameungpeuk 1 rumah sakit, 3 rumah rusak di Kecamatan Pangatikan, dan 2 rumah di Kecamatan Cikajang.

1 Warga Meninggal

Satu warga Garut bernama Kusnadi (60) warga Kampung Cihuni, Desa Cihuni Kecamatan Pangatikan, meninggal akibat serangan jantung saat musibah gempa berlangsung.

"Korban memiliki riwayat penyakit jantung, akhirnya kambuh dan meninggal dunia," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Djakaria, Sabtu pagi.

Daya magnitude gempa yang terjadi Jumat tadi malam, ujar dia, cukup mengagetkan warga. Bahkan saat getaran gempa kedua sebesar 6,9 SR yang berpusat di Tasikmalaya, mayoritas warga Jabar selatan yang tengah tertidur lelap, terbangun dengan cepat untuk menyelamatkan diri.

"Korban saat itu tengah berzikir, mungkin sakitnya kambuh," ujar Dadi.

Dengan kondisi itu, ia menegaskan, jika korban meninggal dunia bukan akibat tertimpa runtuhan gempa. "Jadi korban kaget dan sesak napas hingga akhirnya meninggal dunia," ujarnya.

 

Kondisi di Garut pasca gempa yang berpusat di Tasikmalaya
Kondisi di Garut pascagempa yang berpusat di Tasikmalaya (Liputan6.com/ Jayadi Supriyadin)

Warga Terluka

Selain meninggal dunia, tiga kali getaran gempa yang terjadi hingga pagi tadi, menyebabkan tiga warga Garut lainnya, yakni Yati dan Fathan warga Kecamatan Cihurip mengalami luka ringan akibat tertimpa genting.

Arif maulana, 34 tahun, warga kampung Cikuda RT 02 RW 05 Desa/Kecamatan Cikajang, Garut mengalami luka kepala serius setelah atap rumahnya ambruk terkena gempa.

"Kami imbau agar masyarakat Garut agar tidak usah panik, dan bisa melaksAnakan aktivitas kembali seperti biasa," pinta Dadi.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam kurun 8 jam terakhir, wilayah Jawa Barat terjadi tiga gempa. Gempa pertama berkekuatan 4,3 skala Richter (SR) berpusat di Kota Sukabumi dengan kedalaman 50 kilometer.

Kemudian, gempa kedua bermagnitudo 6,9 pada 8.03 LS, 108.04 BT di 43 km barat daya Tasikmalaya dengan kedalaman 105 km. Untuk gempa ini, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Terakhir, gempa bermagnitudo 5.7 SR, berlokasi di 8.09 LS,106.76 BT, 129 km Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada kedalaman 10 kilometer.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya