Kopi Pagi: Menata Tanah Abang

Tetapi tidak semua setuju dengan kebijakan ini, ada yang pro dan ada yang kontra.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 07 Jan 2018, 07:51 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2018, 07:51 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PKL bukan hanya diperbolehkan berdagang, bahkan diberi tempat khusus dengan menutup Jalan Jatibaru di Depan Stasiun Tanah Abang. Sekitar 400 PKL diberi tenda khusus untuk berjualan dari Pukul 8.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Sebagai bagian dari penataan kawasan Tanah Abang, Pemprov DKI Jakarta menyediakan Bus Transjakarta Explorer secara gratis untuk memfasilitasi penumpang kereta dan warga yang ingin berbelanja di Tanah Abang. Jumlah penumpang Transjakarta Exsplorer dari hari ke hari terus bertambah mencapai 12 ribu perhari. Sehingga armadanya yang semula hanya lima ditambah menjadi 15 bus.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Minggu (7/1/2018), kebijakan ini membuat PKL bisa berjualan dengan tenang dan meraih omzet penjualan lebih besar. Sementara trotoar disterilisasi dari pedagang pejalan kaki tidak lagi terganggu PKL.

Tetapi tidak semua setuju dengan kebijakan ini, ada yang pro dan ada yang kontra. Mereka yang tidak setuju menilai penutupan jalan untuk berjualan tidak sesuai dengan aturan. Sejumlah orang bahkan membuat petisi untuk mengembalikan fungsi jalan di Tanah Abang yang digunakan untuk berjualan.

Dengan penataan ini menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebanyak 3.200 lapangan kerja terselamatkan. Penataan tahap pertama kawasan Tanah Abang ini merupakan penataan sementara sebelum dibuat solusi yang permanen.

Pasar Tanah Abang atau yang dulu dikenal Pasar Sabtu sudah berdiri sejak 1735. Pasar ini terus berkembang dan menjadi pasar grosir terbesar di Asia Tenggara. Berbagai produk busana dari baju hingga tekstil ada disini.

Tetapi tidak semua blok di Pasar Tanah Abang berkembang dan ramai dikunjungi pembeli. Kawasan Blok G yang berada di ujung sudut jalan dekat Stasiun Tanah Abang lebih sering sepi pembeli. Upaya meramaikan Pasar Blok G sudah diupayakan sejak Joko Widodo menjabat sebagai gubernur.

Eskalator dan jembatan baru dibangun untuk memudahkan pembeli datang. Pedagang juga gratis berjualan selama enam bulan tanpa perlu bayar sewa. Tetapi banyak pedagang kembali ke jalan dengan alasan sepi pembeli.

Penataan Tanah Abang dengan menutup jalan untuk berjualan PKL juga dikeluhkan para pedagang di Blok G. mereka mengaku aktivitas jual beli di blok g yang sudah sepi, semakin sepi sehingga omzetnya menurun drastis sejak pkl diperbolehkan berdagang di jalan.

Sejauh ini Pemprov DKI jakarta melalui PD Pasar Jaya berencana untuk membongkar Gedung Blok G dan diganti dengan bangunan yang baru sebagai solusi permanen penataan Tanah Abang. Gedung Blok G dinilai sudah tua dan tidak layak lagi digunakan. Namun hingga kini masih terkendala lokasi yang akan digunakan untuk tempat relokasi pedagang Pasar Blok G.

Nantinya PKL yang berdagang di jalan akan dipindahkan ke bangunan baru. Pemprov DKI Jakarta juga akan menerapkan Sistem Transis Oriented Development agar transportasi dan pusat kegiatan jual beli bisa langsung terintegrasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya