Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 13 adegan diperagakan langsung para tersangka pencurian dengan kekerasan, gerombolan pemuda atau geng motor Jembatan Mampang alias Jepang.
Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Putu Kholis Aryana mengatakan, semua sudah sesuai dengan keterangan tersangka.
Baca Juga
"Prarekonstruksi siang ini ada 13 adegan, kita berusaha merangkai persesuaian keterangan saksi, tersangka, dan ditunjang alat bukti," kata Putu di tempat kejadian perkara, Toko Baju Fernando, Jalan Sentosa Raya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/1/2018).
Advertisement
Putu mengungkap, seluruh pelaku diketahui terlibat dalam aksi yang dikategorikan sebagai penjarahan ini.
"Jadi ini terungkap seluruh pelaku terlibat dalam perbuatan tersebut, barang apa saja (dijarah), peran mereka, siapa peran utama, siapa pembantu, benda tajam apa digunakan mengancam korban," jelas putu.
Putu menuturkan, total ada 19 tersangka terkait kasus dugaan penjarahan itu. Sembilan tersangka sudah dilimpahkan ke kejaksaan. Cepatnya proses karena sembilan tersangka itu masih di bawah umur.
"Jadi kita hanya bawa 10 tersangka karena yang sembilan tersangka sudah tahap dua (dilimpahkan ke kejaksaan). Itu karena anak-anak jadi memang didahulukan, ada aturannya," ujar Putu.
Sekumpulan pemuda yang tergabung dalam geng motor menjarah toko pakaian pada Minggu 24 Desember sekitar pukul 04.30 WIB di Jalan Cakalele, Depok II, Jawa Barat.
Polisi bergerak cepat dengan menangkap 31 anggota geng motor Jepang, polisi kembali menangkap empat orang yang sempat menjarah toko pakaian Fernando.
Rentetan Onar
Dalam catatan kepolisian, setidaknya Geng Jepang telah lima kali melakukan penjarahan.
"Dia tidak hanya jarah pakaian saja, tapi dia juga tukang gorengan, nasi goreng di pinggir jalan juga ada, dia untuk makan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa 26 Desember 2017.
Polisi, kata Argo, masih melakukan pendalaman terkait sejumlah aksi kriminal yang dilakukan Geng Jepang.
Argo meminta semua lapisan masyarakat berperan aktif dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan. Salah satunya, kata dia, mencegah para pemuda terlibat dalam aksi kejahatan.
Peran tokoh dan para orangtua sangat diharapkan dalam hal ini. "Perlu adanya kesinambungan bersama untuk menyelesaikannya. Jangan sampai itu berlanjut terus," ucap Argo.
Geng motor Jembatan Mampang atau Geng Jepang menjarah toko pakaian Fernando Store, Jalan Sentosa Raya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu pagi yang lalu. Aksi itu terbilang nekat.
Pasalnya, tak jauh dari lokasi mereka beraksi terdapat Pos Polisi Proklamasi. Letaknya di ujung jalan, sekitar 100 meter dari tempat kejadian.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement