La Nyalla: Kenapa Saya yang Disalahkan Tak Bisa Cari Partai?

La Nyalla mengatakan, sejak awal dirinya sangat ingin Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi presiden.

oleh Ika Defianti diperbarui 12 Jan 2018, 10:18 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2018, 10:18 WIB
La Nyalla Mattalitti, PSSI,
La Nyalla Matalitti. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti gagal menjadi calon gubernur Jawa Timur dalam Pilkada Jatim 2018. Kini dia pun buka-bukaan tentang penyebab kegagalan itu, yang menurutnya tak lain lantaran Partai Gerindra tak serius mencalonkan dirinya.

La Nyalla menceritakan, sejak tahun 2009, dia sudah menjadi kader Partai Gerindra dan sudah menjadi tim Mega-Pro yang berlanjut pada 2014 sebagai tim Prabowo-Hatta.

"Saya keluar uang sendiri untuk menggerakkan semua elemen-elemen saya di Jatim. Saya pegang Pemuda Pancasila, saya pegang KONI Jatim, PSSI, Hipmi. Ada 16 elemen yang membuat calon-calon kandidat sekarang ketakutan," ujar La Nyalla di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis 11 Januari 2018.

Dia melanjutkan, sejak awal, dirinya sangat ingin Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi presiden. Namun, pada Pilpres 2014, keinginan itu tak tercapai. Meski demikian, dia mengaku tetap setia sebagai Gerindra.

"Alhamdulillah di tahun 2017 semua terjawab, bahwa yang namanya La Nyalla tidak direkom oleh Gerindra untuk menjadi Cagub Jatim. Padahal direkomendasi oleh alumni 212 dan umat Islam, para kiai dari Jatim mendukung saya jadi gubernur, ternyata tidak," ujar La Nyalla.

Menurut dia, untuk pencalonannya sebagai cagub Jatim, Gerindra hanya mengeluarkan surat tugas tertanggal 10 Desember hingga 20 Desember 2017 untuk mencari partai koalisi.

"Coba lihat Undang-Undang Pemilu, bahwa yang mencari koalisi itu bukan kandidat, tapi partai. Tapi saya disuruh cari sendiri. Sekarang yang disalahkan karena tidak bisa mencari partai. Akhirnya saya kembalikan saja tanggal 20 (Desember) surat tugasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Bantahan Fadli Zon

Fadli Zon: Pemerintah Jangan Abaikan Hak Masyarakat Kendeng
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon prihatin dengan aksi cor kaki jilid kedua yang dilakukan oleh sejumlah petani dari Pegunungan Kendeng.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah tudingan La Nyalla terkait adanya permintaan uang sebesar Rp 40 milliar oleh Prabowo Subianto. Fadli mengaku tidak pernah mendengar ataupun menemukan bukti akan pernyataan itu.

Dia meyakini Prabowo hanya menanyakan kesiapan finansial La Nyalla sebagai kebutuhan logistiknya selama Pilkada Jatim 2018.

"Kalau misalnya itu terkait dipertanyakan kesiapan untuk menyediakan dana untuk pemilik yang digunakan untuk dirinya sendiri itu sangat mungkin," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018).

Dia menjelaskan, logistik sangat dibutuhkan saat pertarungan, apalagi kebutuhan pilkada sangat besar. Seperti halnya untuk pemenangan baik digunakan untuk pertemuan, perjalanan, konsumsi, untuk saksi dengan jumlah tempat pemungutan suara yang sangat besar, hingga untuk gerakan relawan.

"Jadi saya kira wajar, bukan untuk kepentingan pribadi, kepentingan partai, tapi kepentingan yang bersangkutan," ujar dia.

Karena hal itu, Fadli menyebut terdapat kesalahpahaman di antara keduanya, sehingga permasalahan itu dapat dikomunikasikan kembali.

"Saya kira itu miskomunikasi, saya kira bisa diperdebatkan apa yang dimaksud. Mungkin itu komunikasi saja," jelas Fadli.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya