3 Fakta di Balik Teror Bom Thamrin Jakarta

Aman Abdurrahman didakwa menjadi perancang dalam teror bom Thamrin. Apa fakta-fakta kejadian tersebut.

oleh Muhammad Ali diperbarui 15 Feb 2018, 14:25 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2018, 14:25 WIB
20160114-Ini Foto Pelaku Teror Sarinah?-Jakarta
Salah satu pelaku penembakan di persimpangan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, tertangkap kamera, Kamis (14/1). Pelaku mengeluarkan senjata di tengah kepanikan warga pasca ledakan bom. (REUTERS/Veri Sanovri/Xinhua)

Liputan6.com, Jakarta - Terdakwa teror bom Thamrin Oman Rochman alias Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Agenda sidang membacakan dakwaan terhadap pria berusia 45 tahun tersebut.

Nama Aman Abdurrahman muncul dalam teror bom Thamrin pada Kamis 17 Januari 2016. Densus pun lantas menjemput Aman Abdurrahman alias Oman jelang pembebasannya dari Lapas Pasir Putih, Cilacap, Minggu 13 Agustus 2017.

"Bom Thamrin itu, salah satu daripada perancangnya adalah Oman," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jumat 18 Agustus 2017.

Selain sebagai perancang, Aman juga disebut berperan memobilisasi teror bom Thamrin tersebut. Bahkan, ia ditengarai menyalurkan dana untuk teror di jantung Ibu Kota itu.

"Dana dari Abu Jandal, lalu ke Rois, kemudian Oman," ujar Rikwanto.

Teror bom Thamrin tersebut begitu membekas bagi warga DKI. Ini lantaran peristiwa itu mengagetkan masyarakat yang tengah beraktivitas di tengah hari.

Berikut ini, fakta-fakta tentang teror bom Thamrin tersebut:

8 Orang Tewas

Proyektil Peluru dan Pecahan Bom Berserakan di Jalan Thamrin
Ledakan bom dan letusan tembakan terjadi di kawasam Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).

Kejadian teror Thamrin tersebut telah menewaskan delapan orang. Mereka yang tewas di antaranya ada dari terduga pelaku.

"Ini sesuai hasil tim pos mortem di RS Sukanto. Tim sudah kerja keras melakukan penanganan korban," kata Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak di Mapolda, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu 16 Januari 2016.

Berikut merupakan identitas 7 orang yang tewas:

1. Jenazah dengan kode 001 bernama Rico (baju merah). Teridentifikasi secara primer lewat sidik jari. Lokasi di pos polisi.

2. Jenazah dengan kode 002 atas nama Sugito (baju biru), ini teridentifikasi dengan identifikasi primer dengan sidik jari. Lokasi di pos polisi.

3. Jenazah dengan kode 003 bernama Dian Juni Kurniadi. Teridentifikasi primer lewat sidik jari. Lokasi di pos polisi.

4. Jenazah dengan kode 006 atas nama M Ali. Diidentifikasi primer dengan sidik jari. Lokasi: Kafe Starbucks

5. Jenazah dengan kode 004 atas nama Afif alias Sunakim. Teridentifikasi lewat sidik jari. Lokasi: Kafe Starbucks

6. Jenazah dengan kode 005 atas nama Amer Quali Tahar, WN Kanada. Identifikasi dengan sidik jari dari paspor. Kebetulan di saku ada paspor. Lokasi: parkiran depan Starbucks.

7. Jenazah dengan kode 007 atas nama Ahmad Muhazan bin Saron. Lokasi: di dalam Kafe Starbucks.

8. Rais Karna, Office Boy Karyawan Bangkok Bank. Lelaki kelahiran 1978 itu meninggal di RS Abdi Waluyo Sabtu 16 Januari malam.

 

Puluhan Orang Terluka

20160114-Awak Media Lari Kocar-kacir di Sarinah-Jakarta
Sejumlah warga lari berhamburan seusai mendengar isu bom yang akan kembali meledak pasca terjadinya ledakan yang terjadi di Pos polisi dekat pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain menewaskan 8 orang, bom yang terjadi di Thamrin juga telah melukai 34 orang. Mereka saat itu dibawa ke sejumlah rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Berikut ini nama di antara korban luka tersebut:

RSPAD Gatot Subroto

1. Aiptu Dodi Maryadi, polisi lalu lintas yang terkena tembakan di bagian perut.

2. Aiptu Budiyono, provost Polres Metro Jakarta Pusat yang terkena tembakan di bagian perut.

3. Aiptu Budi Rachmat, polisi lalu lintas yang terkena luka tembak di bagian dada kiri.

4. Anggun Kartika Sari, warga sipil yang terkena ledakan di bagian kaki kanan.

5. Chairul, warga sipil yang terkena ledakan di bagian punggung kanan dan tangan kanan.

6. Yohanes Antonius Maria, warga Belanda yang terkena ledakan di bagian tangan kiri hingga patah tulang dan tempurung kaki pecah.

7. Morat Armeswali, warga Al-Jazair yang terluka di bagian dada kiri dan mengalami patah kaki kiri

8. Agus Kurnia, warga sipil yang mengalami sakit di kepala.

9. Permana, warga sipil yang terluka di bagian punggung kiri.

RS Cipto Mangunkusumo

1. Aiptu Deni, anggota polisi lalu lintas yang terluka di bagian kaki.

2. Indah Puspita Sari, warga sipil yang terluka di bagian kening kiri serta mengalami memar di bagian perut.

3. Mira Puspita, warga sipil yang terkena ledakan di kaki kanan.

4. Venosia Dyah Mavianti, warga sipil yang mengalami luka robek di bagian kepala belakang.

RS Abdi Waluyo

1. Aiptu Suhadi, anggota polisi lalu lintas yang terkena tembakan 2 kali di bagian pungung.

2. Rais, satpam Starbucks Coffee yang terkena tembakan di bagian kepala.

3. Aldi Tardiansyah, satpam Starbucks Coffee yang telinganya terkena serpihan ledakan.

4. Afrizal, warga sipil yang terkena luka serpihan di dahi dan siku kiri.

5. Stoifl, warga Austria yang mengalami luka robek di pergelangan tangan kanan dan kiri.

6. Frank Feunen, warga Jerman yang mengalami luka robek di dahi dan leher.

RS Husada

1. Rititwi Putra, warga sipil yang mengalami luka di punggung belakang.

RS Tarakan

1. Brigadir Suminto, polisi lalu lintas yang terkena luka tembak di bagian tangan sebelah kiri tembus ke ketiak.

RS MMC (Metropolitan Medical Centre)

1. Adi saputro, warga sipil yang mengalami luka di kepala kiri.

2. Jhon, warga sipil yang mengalami trauma psikologis.

3. Miss Meisy Sabartian, warga sipil yang mengalami luka di bagian mata kaki kiri.

Pelaku Divonis 10 Tahun Penjara

20161022-teror thamrin-jakarta-dodi
Dodi Suridi tersenyum usai mendengar vonis hakim. (BBC)

Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat mengetok palu setelah menjatuhkan vonis ke terdakwa kasus teror Sarinah, Dodi Suridi. Hakim mengganjar Dodi dengan hukuman 10 tahun penjara.

Dia dinyatakan bersalah lantaran terlibat dalam serangan di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Januari 2016.

Dodi juga menyatakan tidak akan mengajukan banding. Dia menyebut vonis ini merupakan risiko sebagai seorang teroris.

"Resiko jadi teroris. Saya menerima keputusan ini," kata Dodi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya