Publik AS Dihebohkan Penyalahgunaan Data 50 Juta Pengguna Facebook

Penyalahgunaan data 50 juta pengguna Facebook oleh lembaga konsultan politik Inggris, Cambridge Analytica, untuk memenangkan Donal Trump sebagai presiden di AS.

oleh Rinaldo diperbarui 21 Mar 2018, 14:55 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2018, 14:55 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Publik Amerika Serikat tengah dihebohkan dengan terungkapnya penyalahgunaan data 50 juta pengguna Facebook, yang digunakan lembaga konsultan politik Inggris, yakni Cambridge Analytica, untuk memenangkan Donal Trump sebagai presiden di negeri Paman Sam.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Rabu (21/3/2018), kejadian bermula dengan bocornya video investigasi yang merekam pemimpin Cambridge Analytica, yakni Alexander Nix, serta pengakuan dari salah satu staf, Christopher Wylie yang merasa menyesal menjadi bagian, ikut menyebarkan berita hoax ke pengguna Facebook, yang memiliki hak suara dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat.

Sejauh ini, pemilik Facebook, Mark Zuckerberg belum buka suara, meski skandal ini telah mengurangi hartanya hingga Rp 123 triliun hanya dalam 48 jam. Bahkan, di media sosial sudah bermunculan gerakan untuk #deletefacebook dan #whereszuck atau dimanakah Mark Zuckerberg?

Selain itu, Facebook yang juga menguasai aplikasi Whatsapp dan Instagram, dipercayai memiliki kemampuan algoritma tentang kecenderungan penggunanya, yang kerap digunakan pihak ketiga seperti pemasang iklan atau lembaga politik. Apabila Anda tak mau jadi korban kampanye produk atau aliran politik tertentu, hindari membagikan data sensitif dan mengakses tautan-tautan konten politik.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya