Indonesia Diharapkan Tak Salah Langkah Respons Hukuman Mati TKI Zaini

Indonesia menyampaikan protes atas eksekusi hukuman mati terhadap TKI Zaini di Arab Saudi.

oleh Muhammad Ali diperbarui 26 Mar 2018, 19:40 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2018, 19:40 WIB
Aksi di Kedubes Arab Saudi Protes Eksekusi Mati Misrin
Pengunjuk rasa membawa poster untuk menyuarakan aspirasi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Selasa (20/3). Aksi unjuk rasa dilakukan terkait hukuman mati terhadap TKI asal Madura, Zaini Misrin. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Zaini Misrin dihukum mati oleh pemerintah Arab Saudi tanpa pemberitahuan kepada pihak Indonesia. Pria asal Madura itu dieksekusi karena diduga melakukan pembunuhan terhadap majikannya.

Eksekusi mati TKI Zaini Misrin tersebut menuai kritik dari sejumlah pihak. Pemerintah dan stakeholder lainnya dianggap kurang berupaya maksimal untuk mencegah warganya yang dipancung di negeri kaya minyak tersebut.

Pengamat Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana mengatakan, Arab Saudi memiliki kedaulatan dalam mengatur hukum di negaranya sendiri. Karena itu, menurutnya, pemerintah Indonesia tidak bisa mencampuri keputusan yang dilakukan pemerintah Arab Saudi.

"Langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia sudah tepat dengan memanggil Duta Besar Arab Saudi dan menyampaikan protes. Kita harus menghargai kedaulatan setiap negara," kata Guru Besar Universitas Indonesia ini, Senin (26/3/2018).

Dia meminta pemerintah Indonesia tak salah langkah dalam menangani kasus seperti ini, apalagi sampai berniat memutus hubungan kedua negara. Menurutnya, jika hal itu terjadi, maka yang rugi adalah Indonesia.

Apalagi, dia menilai, hubungan dua negara makin mesra setelah kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud.

"Semua pihak harus melihat masalah ini secara proporsional. Tidak perlu sampai memutuskan hubungan diplomatik yang justru malah merusak hubungan kedua negara," katanya.

Dia menyatakan Konvensi Wina 1963 tak mengatur sanksi pemberian notifikasi hukuman mati warga negara asing (WNA). Dengan alasan itu, menurutnya, Arab Saudi tak perlu menginformasikan tentang eksekusi mati TKI Zaini Misrin kepada pemerintah Indonesia.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hubungan Baik Arab-RI

6 Upaya Putra Sulung Bebaskan TKI Zaini Misrin Sebelum Dieksekusi Mati
Putra sulung TKI Zaini Misrin, Saiful Toriq tak pernah menyangka pertemuan pada awal Januari 2018 menjadi pertemuan terakhir antara dia dan sang ayah. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Meski demikian, menurutnya, atas alasan kemanusiaan harusnya negara apa pun yang menganut hukuman mati menyampaikan pemberitahuan kepada negara asal warga itu.

"Selain rasa kemanusiaan, kedua negara punya hubungan baik yang telah terjalin berpuluh-puluh tahun. Karena itu, sudah sepantasnya pemerintah Arab Saudi memberi notifikasi kepada Pemerintah Indonesia terlebih dulu," katanya.

Dia menjelaskan berdasarkan Hukum Internasional merujuk pada Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Kekonsuleran (Konvensi Wina 1963), Indonesia dan Arab Saudi telah menjadi anggota melalui aksesi masing-masing pada tanggal 4 Juni 1982 dan 29 Juni 1988.

Dalam pasal 36, kata dia, mengatur tentang pemberian notifikasi bagi negara yang menangkap dan menghukum mati warga negara asing (WNA) kepada pemerintah negara asalnya.

"Sayangnya, dalam Konvensi Wina itu tidak mengatur sanksi bagi negara yang tidak memberikan notifikasi. Itulah lemahnya hukum internasional, ada pelanggaran, tapi tidak diberikan sanksi," katanya.

Reporter : Mardani

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya