Prabowo Minta Maaf Usung Ahok di Pilkada DKI 2012

Prabowo mengatakan, mengusung Ahok di Pilkada DKI karena ingin menunjukkan perwujudan Pancasila.

oleh Merdeka.com diperbarui 02 Apr 2018, 06:38 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 06:38 WIB
Bahas Pilkada Jabar, Prabowo Kumpulkan Partai Koalisi Asyik
Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Presiden PKS Sohibul Iman saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku bersalah telah menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2012. Ahok saat itu berpasangan dengan Joko Widodo atau Jokowi yang kini menjadi Presiden.

Atas kesalahan ini, Prabowo meminta maaf. "Dulu saya tunjuk Ahok. Saya salah, saya minta maaf," kata Prabowo di depan ribuan kader dan simpatisan Partai Gerindra di Depok, Minggu (1/4/2018).

Prabowo mengatakan, tidak ada alasan lain mengusung Ahok di Pilkada DKI, kecuali ingin menunjukkan perwujudan Pancasila.

"Hanya ingin menunjukkan Pancasila. Itu maksud saya," kata dia.

Prabowo pun mengatakan bahwa Islam itu tidak menakutkan. Tetapi Islam yang memberikan kesejukan.

"Kita keliru dulu. Kalau salah minta maaf dong," ujar Prabowo.

 

Sudah Tobat

Partai Gerindra Memperingati Hari Jadi Ke-10
Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto saa menghadiri acara Hari Ulang Tahun ke-10 Tahun yang digelar di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Jakarta, Sabtu (10/2). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dalam kesempatan ini, Prabowo Subianto juga menyebut bahwa 80 persen kekayaan negara dikuasai hanya satu persen golongan. Dia juga mengatakan setelah sekian lama merdeka, bangsa Indonesia tidak menikmati kekayaannya.

"Kita termasuk bangsa yang lengah dan tidak waspada terutama elite kita. Terus terang saja minta ampun. Saya kapok dengan elite Indonesia," kata Prabowo saat berorasi di hadapan ribuan warga Depok, Minggu (1/4/2018).

Ia pun tak menampik dirinya menjadi bagian elite Indonesia. Namun, Prabowo menegaskan dirinya berbeda dengan kaum elite lain. "Saya elite tetapi sudah tobat," ia berujar.

Baginya, membela kepentingan rakyat maka berarti harus memihak.

"Kalau menyangkut kepentingan bangsa, tidak ada kata netral, harus memilih. Harus memihak pada bangsa sendiri," kata Prabowo.

Reporter: Nur Fauziah

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya