Liputan6.com, Jakarta - Novel Baswedan mengaku telah memberikan nama jenderal yang diduga terlibat dalam kasus teror air keras yang menimpa dirinya. Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengaku memberikan nama tersebut ke Polri dan Komnas HAM.
Menanggapi pernyataan Novel Baswedan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo mengaku belum mengetahuinya.
"Polisi siapa? Ya nanti tanya ke Komnas HAM, kita belum dapat informasi," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (11/4).
Advertisement
Menurut Argo, pihaknya tak bisa menuduh seseorang tanpa ada bukti yang kuat. "Kita semua berita acara tidak bisa berprasangka nuduh A, nuduh B, tapi ada berita acara di situ, projusticsia kita gunakan seperti itu," tegasnya.
Dalam kasus yang sudah berjalan satu tahun ini, Polri mengklaim sudah ada perkembangan. Namun, perkembangan kasus itu tak serta-merta dipublikasikan.
"Kita sudah lakukan itu semenjak 11 April sampai sekarang, tetap ada progres di situ dari awal, per minggu, per bulan sudah kita tulis progresnya seperti apa," Argo menjelaskan.
Sebelumnya, Novel Baswedan mengatakan telah melaporkan nama jenderal yang diduga terlibat kasusnya ke polisi dan Komnas HAM.
"Saya kira saya tidak pada posisi yang menyebutkan di forum-forum publik," kata Novel di Gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 11 April 2018.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Harapan Novel
Kendati begitu, dia enggan mengungkap sosok jenderal tersebut. Mantan Kasatgas e-KTP itu pun berharap tim khusus yang dibentuk Komnas HAM dapat mengungkap kasus tersebut.
"Saya tidak ingin menyampaikan lebih jauh karena Komnas HAM sekarang sudah bekerja," ujar Novel.
Novel Baswedan diserang dalam perjalanan usai menjalankan salat subuh dari Masjid Jami Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang tak jauh dari kediamannya, 11 April 2017 lalu. Secara tiba-tiba dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor menyiramkan cairan kimia tepat di wajah Novel.
Novel sering menyebut bahwa ada orang yang memiliki kekuasaan di balik kasus teror yang dialaminya. Dia pun meyakini pihak kepolisian tak serius dalam mengusut tuntas kasus teror tersebut.
Â
Reporter: Ronald
Sumber: Merdeka.com
Advertisement