Liputan6.com, Jakarta Seorang pemuda mengalami stroke setelah dipijat leher. Kejadian ini menyoroti bahaya pijat leher yang dilakukan dengan cara tidak tepat. Meskipun pijat leher umumnya aman, risiko stroke tetap ada, terutama bagi mereka dengan kondisi kesehatan tertentu.
Awalnya, Xiao Zhang (bukan nama sebenarnya), profesional IT asal Changsha, Tiongkok, merasakan nyeri leher akibat terlalu lama bekerja di depan komputer. Ia mencoba pijat tradisional untuk meredakan nyeri tersebut. Namun, pijatan yang terlalu keras menyebabkan nyeri tajam di lehernya, kemudian sakit kepala hebat. Keesokan harinya, ia terbangun dengan sisi kiri tubuhnya mati rasa dan kesulitan berbicara – gejala stroke.
Baca Juga
Xiao Zhang segera dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosis mengalami infark serebral sekunder akibat diseksi arteri karotis kanan. Beruntung, penanganan medis yang cepat mencegah kerusakan permanen. Kisah Xiao Zhang menjadi peringatan akan pentingnya berhati-hati saat melakukan atau menerima pijat leher.
Advertisement
Bahaya Pijat Leher yang Salah
Menurut Dr. Liu Yan dari Departemen Neurologi Rumah Sakit Rakyat Kedua Provinsi Hunan, arteri karotis adalah pembuluh darah utama yang menyuplai darah ke otak. Diseksi arteri karotis, robekan pada lapisan dalam dinding pembuluh darah ini, dapat disebabkan oleh tekanan eksternal yang salah, seperti pijatan yang terlalu keras atau gerakan memutar leher yang tiba-tiba.
“Ketika lapisan dalam dinding pembuluh darah ini robek, darah bisa masuk dan menyebabkan ‘diseksi’, yang membuat pembuluh menyempit atau bahkan tersumbat. Hal inilah yang menyebabkan suplai darah ke otak terganggu dan akhirnya memicu infark,” jelasnya dikutip Liputan6.com dari odditycentral, Rabu (9/4/2025).
Ia menambahkan, “Pembuluh darah di leher itu letaknya dangkal. Tekanan dari luar yang salah, seperti pijatan keras, gerakan memutar kepala mendadak, atau tindakan ‘memutar leher’ bisa langsung merusak pembuluh darah.”
Pijatan yang kuat dapat melepaskan plak aterosklerosis, penumpukan lemak dan kolesterol di dinding arteri. Plak ini dapat menyumbat pembuluh darah di otak, menyebabkan stroke. Selain itu, manipulasi leher yang keras dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah di leher (CAD), yang juga dapat memicu stroke.
Pijatan yang kuat juga dapat menekan saraf vagus, yang mengatur detak jantung dan tekanan darah. Penekanan ini dapat menyebabkan penurunan detak jantung yang signifikan, tekanan darah rendah, bahkan pingsan, meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk stroke.
Advertisement
Faktor Risiko Stroke Akibat Pijat Leher
Dikutip dari laman resmi Prof Ngoerah Hospital Bali, Risiko stroke akibat pijat leher meningkat pada individu dengan faktor risiko stroke lainnya, seperti:
- Tekanan darah tinggi
- Aterosklerosis
- Riwayat keluarga stroke
- Merokok
- Obesitas
- Diabetes
Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan pijat leher, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Waspada Gejala Stroke
Gejala stroke meliputi kelemahan tiba-tiba pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, dan gangguan penglihatan. Jika mengalami gejala-gejala ini setelah pijat leher, segera cari pertolongan medis.
Pijat leher memang bisa menenangkan, tetapi penting untuk melakukannya dengan hati-hati dan menghindari pijatan yang terlalu keras atau tiba-tiba. Konsultasi dengan profesional medis sangat dianjurkan untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai kondisi individu. Jangan sampai relaksasi malah berujung pada masalah kesehatan yang serius.
Advertisement
