Wakapolri: Ada Kekeliruan Polisi dalam Insiden di Car Free Day

Wakapolri menegaskan lembanganya akan menerima semua laporan terkait intimidasi di CFD.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mei 2018, 15:28 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2018, 15:28 WIB
20161125- Wakapolri Komjen Pol. Syafruddin di Ponpes Buntet-JAbar-Polri
Wakapolri Komjen Pol. Syafruddin memberikan keterangan pers saat berkunjung ke Ponpes Buntet di Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (25/11). Wakapolri meminta para Kiayi menjaga keutuhan NKRI. (Foto : Polri)

Liputan6.com, Jakarta - Wakapolri Komjen Syafruddin menyayangkan kegagalan jajarannya mengawal kegiatan masyarakat di car free day Thamrin beberapa waktu lalu. Akibatnya, terjadi benturan antardua kelompok masyarakat yang menggunakan kaos #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja.

Menurut jenderal bintang tiga ini, seharusnya Polri bisa mencegah para pendukung #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja bertemu.

"Itu kemarin jadi Polri juga ada kelirunya kenapa bisa ketemu, dia aparat keamanan di Car Free Day tidak boleh mengatur pertemuan itu. Artinya mengatur supaya tidak bertemu," kata Syafruddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/5/2018).

Ia juga menyayangkan terjadinya gesekan yang berujung tindakan intimidasi. Menurut Syafruddin, perbedaan pendapat tidak boleh dibarengi oleh konfrontasi fisik.

"Kalau ada dua kelompok masa yang berbeda pendapat usahakan jangan bertemu disatu titik," ungkapnya.

Syafruddin menegaskan dugaan perseksusi dan intimidasi yang terjadi harus diproses hukum. Polri pun sudah menerima beberapa laporan dari korban terkait insiden itu.

"Semua laporan itu mau benar atau salah itu diterima," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Korban Intimidasi

Pansus Hak Angket KPK Serahkan Hasil Audit dari BPK ke Wakpolri
Wakapolri Komjen Syafruddin, memberikan keterangan pers usai menggelar Rapat Dengar Pendapat tertutup bersama Pansus Hak Angket KPK di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Diketahui, seorang ibu rumah tangga yang menjadi korban dugaan intimidasi di CFD Jakarta, Minggu, 29 April 2018, melapor ke Polda Metro Jaya. Perempuan bernama Susi Ferawati didampingi oleh Tim Cyber Indonesia Muannas Al-Aidid.

Susi menjelaskan, saat intimidasi terjadi, ia mengenakan kaus #DiaSibukKerja. Aktivitas itu dilakukan murni untuk mengikuti jalan sehat di CFD.

Kebetulan dia dan peserta lain memang simpatisan Joko Widodo. Dalam kejadian yang kini viral di YouTube, ia mengaku sengaja mengajak anaknya untuk dapat bermain di arena CFD tersebut.

"Memang kita ada koordinasi. Kita memang ada rencana kumpul, jalan santai yuk. Kayak gitu. Dari Monas, Patung Kuda, ke sana hanya muter saja pemberhentian di Thamrin," katanya di Polda Metro Jaya, Senin (30/4/2018).

 

Reporter : Sania Mashabi

Sumber  : Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya