Liputan6.com, Jakarta kementerian Dalam Negeri mengungkap temuan adanya jutaan warga yang hingga kini masih belum terekam di pusat data KTP Elektronik (E-KTP). Berdasarkan data tersebut, ada lebih dari 11 juta penduduk yang belum terekam data e-KTP.
Terkait hal itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo meminta masyarakat proaktif dalam proses perekaman e-KTP. Sebab, kepemilikan e-KTP juga terkait erat dengan hak politik warga untuk memilih pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Baca Juga
"Pimpinan DPR mengimbau masyarakat di seluruh Indonesia untuk segera melakukan perekaman e-KTP agar dapat menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada 2018,” ujar Bamsoet -panggilan karib Bambang- di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Advertisement
Namun, pria yang biasa disapa Bamsoet itu tak hanya meminta masyarakat proaktif. Dia mendorong Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) membuka akses seluas mungkin bagi warga yang belum terekam di data e-KTP.
"Agar Kemendagri memberikan kemudahan akses kepada masyarakat yang akan melakukan perekaman e-KTP," ucap Bamsoet seperti dilansir dari Antara.
Dapat Ikut Pemilu
Selain itu, Bamsoet juga mendorong Kemendagri dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan sinkronisasi data penduduk yang belum memiliki e-KTP. Menurut Bamsoet, sinkronisasi itu harus segera dituntaskan.
"Sehingga dapat dengan mudah dilakukan pendataan agar sebelum 27 Juni 2018 (hari pemungutan suara Pilkada Serentak 2018, red) seluruh masyarakat dapat memiliki identitas kependudukan dan e-KTP," ucap politikus Partai Golkar itu.
Bamsoet juga mengingatkan KPU untuk konsisten melaksanakan Undang-Undang (UU) Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu).
"UU Pemilu sudah menjamin setiap warga negara Indonesia (WNI) yang genap berumur 17 tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih," Bambang Soesatyo menandaskan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement