Polisi Duga Bom Rusunawa Sidoarjo Tak Sengaja Meledak

Anton Febrianto (47 tahun) warga Rusunawa Sepanjang Blok B Lantai 5 Nomor 2, Sidoarjo, tewas setelah ditembak polisi karena memegang switcher (pemantik) bom.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2018, 07:54 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2018, 07:54 WIB
Ledakan Gereja Santa Maria Surabaya
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, memastikan ledakan yang terdengar di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya, diduga bom bunuh diri. (Foto: Abidin/Suarasurabaya.net)

Surabaya - Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur Kombes Polisi Frans Barung Mangera menyatakan, ada kemungkinan Anton Febrianto (47 tahun), pelaku bom di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Sepanjang, tidak sengaja meledakkan bom, yang mengakibatkan istri dan anak perempuannya tewas.

"Kalau meledak di rumah, ada ya kemungkinan tidak sengaja. Ini masih kita dalami," ujar Frans Barung pada suarasurabaya.net, Senin (14/5/2018) dini hari.

Anton Febrianto (47 tahun), warga Rusunawa Sepanjang Blok B Lantai 5 Nomor 2, Sidoarjo, tewas setelah ditembak polisi karena memegang switcher (pemantik) bom. Dia masih bertahan hidup setelah ledakan pertama malam kemarin, meski dalam kondisi luka berat.

Akibat ledakan bom itu, Puspitasari (47 tahun) istri Anton, dan Hilta Aulia Rahman (17 tahun), putri pertama Anton, tewas di TKP. Sementara tiga anak Anton lainnya, masing-masing AR (15 tahun), FP (11), dan GHA (10) masih hidup.

FP dan GHA, menurut Frans, mengalami luka-luka akibat ledakan pertama dan dibawa oleh AR kakak mereka ke RS Siti Khotijah untuk mendapatkan perawatan.

 

Baca berita menarik lainnya dari suarasurabaya.net di sini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya