Dirawat di RSUD Brebes, Sopir Kecelakaan Maut Bumiayu Diborgol dan Dijaga Polisi

Si sopir kecelakaan maut Bumiayu ini dalam kondisi sadar saat dibawa ke RS pada Minggu, 20 Mei 2018.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 21 Mei 2018, 15:25 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2018, 15:25 WIB
Sopir truk
Sopir truk maut di Bumiayu dirawat di RSUD Brebes. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Brebes - Keberadaan dan kondisi sopir truk maut di Bumiayu yang sempat misterius, akhirnya diketahui. Sang sopir, Pratomo Diyanto (48), warga Sampang, Kabupaten Cilacap itu telah ditetapkan sebagai tersangka. 

Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, sang sopir kecelakaan maut di Bumiayu saat ini sedang dalam perawatan medis di ruang Dahlia RSUD Brebes, Senin, 21 Mei 2018. Ia mengalami luka-luka ringan di bagian kepala dan luka lecet di bagian tangan dan kakinya.

Menurut penuturan seorang perawat di RSUD Brebes, pasien yang juga si sopir kecelakaan maut ini dalam kondisi sadar saat dibawa ke RS pada Minggu, 20 Mei malam sekitar pukul 22.00 WIB. Sebelum dibawa ke RSUD Brebes, sang sopir sempat mendapat penanganan medis di Puskesmas Bumiayu.

"Kondisinya sadar kok, cuman ada luka di bagian pelipis kanan, kiri dan kepala. Diagnosis awal ada gejala luka ringan di kepala. Karena kalau buat duduk, pasien mengeluhkan pusing-pusing," ucap seorang perawat berhijab itu, yang namanya enggan disebutkan.

Saat ini, untuk diagnosis atau luka apa saja yang diderita pasien masih menunggu hasil rontgen untuk mengetahui apakah bagian kepala pasien mengalami gegar otak atau tidak.

"Saat ini pasien masih berbaring di rumah sakit. Kepalanya juga masih diperban," kata dia.

Ruangan perawatan sang sopir maut Bumiayu itu juga terlihat dijaga ketat personel kepolisian. Empat petugas terlihat berjaga di depan ruangan. Adapun tangan kiri sopir tersebut diborgol dengan dikaitkan ke bed kasur.

 

Sosok Sopir Truk Maut

sopir truk
Sopir truk maut Bumiayu dirawat di RSUD Brebes. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Selama dirawat di RS, sang sopir hanya ditemani sang ayah, Bambang (70). Menurut sang ayah, anaknya itu sudah lama menjadi sopir truk tronton. "Sudah puluhan tahun anak saya jadi sopir truk, mungkin 20 tahun lebih. Jadi selama ini nggak ada masalah," ucap Bambang.

Ia menjelaskan, truk tronton bermuatan gula pasir itu sedianya diangkut dari pabriknya di Cilacap akan dibawa ke Semarang. "Sebenarnya mau kirim muatan itu ke Semarang. Tapi di tengah perjalanan tertimpa musibah," dia menjelaskan.

Bambang pun hanya bisa pasrah melihat kondisi anaknya yang saat ini masih terbaring lemah di rumah sakit. "Ya mau gimana lagi, ini adalah ujian," tuturnya.

Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah truk tronton di Jalan Raya Pangeran Diponegoro, Desa Jatisawit, Kecamatan Bumiayu, Brebes, Minggu (20/5) sore itu, menjadi peristiwa memilukan untuk kesekian kalinya.

Diduga karena mengalami rem blong setelah melewati jalan turunan usai fly over Kretek, truk bernomor polisi H 1996 CZ bermuatan gula pasir Refina menabrak 13 sepeda motor, satu unit mobil, menghancurkan tujuh bangunan rumah, dan satu kios konter handphone.

Bisa dibayangkan, bagaimana tragisnya kecelakaan beruntun yang terjadi sore menjelang waktu berbuka puasa sekitar pukul 16.10 WIB. Sebelum kejadian, hiruk pikuk kondisi jalanan di lokasi kejadian cukup ramai. Dengan begitu, kecelakaan truk tronton maut yang diduga mengalami rem blong menjadi duka mendalam bagi para keluarga korban.

Bahkan, 10 korban meninggal dunia di lokasi kejadian. Adapun dua korban luka-luka akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Belum lagi, 9 korban luka-luka ringan hingga berat hingga kini masih dalam penanganan tim medis.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya