Liputan6.com, Jakarta - Warga Jakarta digegerkan kemunculan kawanan buaya di perairan Ibu Kota. Predator berdarah dingin itu berkeliaran di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara dan Kanal Banjir Timur (KBT) Jakarta Timur, sebelum akhirnya menampakkan diri di Kali Grogol, Jakarta Barat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Isnawa mengatakan tidak pernah ada laporan keberadaan buaya sejak awal UPK Badan Air terbentuk yakni pada 2013 silam.
"Sebenarnya gini, tidak hanya buaya. Sejak empat tahun terakhir, Dinas Lingkungan Hidup kan melakukan pembersihan kali, sungai, waduk, danau, fenomenanya ekosistemnya membaik," kata Isnawa saat dikonfirmasi, Jakarta, Sabtu (30/6/2018).
Advertisement
Menurut dia, kondisi sungai yang tadinya jorok, kumuh, bau, dan penuh sampah, sekarang menjadi lebih baik dan terpelihara. Bahkan anak-anak pun jadi semakin senang mandi di danau dan banyak warga yang kembali memancing.
"Yang namanya ekosistem kembali pulih, ketemu ular, ikan, kupu-kupu lagi. Di Ciliwung itu satwa-satwa khas Ciliwung seperti kura-kura, bulus, mulai ada lagi. Dulu banyak sampah, tercemar, dia tidak mau keluar," ujar Isnawa.
Meski ekosistem membaik, buaya yang mendadak muncul itu tidak dapat diprediksi asalnya. Selain dugaan peliharaan warga yang kabur atau sengaja dilepas, bisa jadi binatang itu memiliki tempat tinggal yang memang tersembunyi di perairan Jakarta.
Tidak menutup kemungkinan, buaya tersebut datang dari rawa. Dia mencari habitat dan lokasi berburu makanan yang lebih baik.
"Mungkin dia ada lubangnya, enggak pernah keluar selama ini, kita enggak tahu juga kan apa keluarnya malam doang. Tapi sejak ekosistem membaik, kok pada keluar. Seperti di Ancol ketemu, di Grogol ketemu. Kalau soal habitatnya menurut saya sih agak susah juga. Harus penelitian ahlinya juga," Isnawa menandaskan.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
4.000 Pasukan Oranye
Maraknya buaya yang muncul di sejumlah kawasan di Jakarta membuat Pemprov DKI ikut turun tangan. Sekitar empat ribu petugas pasukan oranye UPK Badan Air diturunkan untuk mencari predator yang berkeliaran itu.
"Intinya kami kan punya 4.150 pasukan oranye di kali, sungai, waduk, dan danau, ya kan. Selain kami imbau untuk hati-hati karena mereka sering ketemu ular, biawak. Ular paling banyak di semak-semak," tutur Isnawa saat dikonfirmasi, Sabtu (30/6/2018).
Menurut Isnawa, pasukan oranye yang diturunkan bukan untuk menangkap hewan berbahaya, tapi untuk memantau dan selanjutnya berkoordinasi dengan pihak terkait yang terbilang mampu menangani buaya.
"Timnya Pak Bejo Damkar kan lagi turun, timnya lagi di Grogol melakukan penyisiran. Nah kalau saya mungkin akan kerahkan pasukan oranye untuk mengamati. Jangan sampai fenomena ini ada di Jakarta lagi, tetap harus dicek, diwaspadai. Saya nanti minta kalau di kali penghubung kan kecil, tapi kalau di sungai-sungai yang besar, mereka kerjanya berkelompok. Jangan sendiri," jelas Isnawa.
Advertisement