Misteri Teror Buaya di Jakarta

Buaya, binatang buas yang tak terpikir masih ada perairan Jakarta. Namun sore itu, anggapan tersebut buyar.

oleh Nanda Perdana PutraRita AyuningtyasDelvira HutabaratAdy AnugrahadiYunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 30 Jun 2018, 00:01 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2018, 00:01 WIB
Warga berkerumun di Kali Grogol, tempat terlihatnya buaya
Warga berkerumun di Kali Grogol, tempat terlihatnya buaya (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Buaya, binatang buas yang tak terpikir masih ada perairan Jakarta. Namun sore itu, anggapan tersebut buyar. Seekor buaya dengan panjang 3 meter muncul di Dermaga Pondok Dayung, pukul 17.30, Kamis 14 Juni 2018.

Tim gabungan pencari buaya akan dilakukan selama 7 hari, mulai 17 Juni 2018 lalu.

Tim diturunkan untuk menyisir 4 titik wilayah pencarian sang buaya. Tim Damkar menyisir sepanjang daerah Ancol, selanjutnya ada tim Basarnas yang menyisir ke arah Kali Adem adem dari Marina Ancol.

Kemudian ada juga tim TNI AL yang menyisir ke dekat lokasi awal penemuan buaya, Pondok Dayung dan tim terakhir yaitu gabungan dari sejumlah tim kepolisian, seperti Polres, Satpol PP dan Polair yang menyisir ke sepanjang wilayah laut.

Mereka menyisir keempat wilayah pencarian itu dari pagi hingga sore pada setiap harinya selama 7 hari berturut-turut menggunakan 11 kapal.

Tim pencarian buaya juga melibatkan pawang buaya dari Taman Margasatwa Ragunan. Sebab, mereka dianggap lebih berpengalaman menghadapi hewan tersebut.

Tim gabungan menyusuri Kali Grogol untuk melakukan pencarian buaya di Jakarta Barat, Kamis (28/6). Sedikitnya, 24 personil gabungan dari Pemadam Kebakaran dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Belum juga ditemukan, warga di sekitar Kali Grogol dihebohkan oleh kemunculan kawanan buaya.

Beberapa ekor buaya terlihat oleh warga di Kali Grogol, tepatnya di Jalan Latumenten, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kemunculan buaya itu dibenarkan oleh Ajun Komisaris Besar Rensa Aktadivia selaku Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Rensa menjelaskan, seorang saksi yang melihat adalah Kepala Pos Polisi (Kapospol) bernama Johan Tambing. Dia menyaksikan kemunculan buaya itu sekitar pukul 08.30 WIB.

"Pak Johan Tambing lihat dan sempat rekam pakai handphone. Lokasi di depan Stasiun Kereta Api Grogol, di situ kali yang sudah dibeton," kata Rensa kepada Liputan6.com saat dihubungi, Jakarta, Rabu (27/6/2018).

"Terus anggota cek sekitar jam 9," ujar Rensa.

Dia mengatakan jumlah buaya yang diduga ada di Kali Grogol itu masih simpang siur. Menurut kesaksian Johan dan beberapa warga berbeda.

"Info sementara dari warga tiga ekor. Tapi yang dilihat Pak Johan tambing hanya 2 ekor," ujar Rensa.

Terkait insiden ini, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. "Kami koordinasi dengan Damkar & BPBD, pihak Ragunan, dan SDAP untuk mencari buaya," kata Rensa.

Kawanan buaya itu kembali muncul keesokan harinya.

Putar Otak

Tim gabungan bergerak cepat. Mereka memutar otak agar kawanan buaya ini segera tertangkap. Salah satunya dengan menaruh umpan ayam di berbagai sudut kali.

Sayangnya, usaha itu pun belum juga membuahkan hasil. Tak ada satu pun ayam yang dimakan oleh buaya tersebut.

Tim gabungan menyusuri gorong-gorong di Kali Grogol untuk melakukan pencarian buaya, Jakarta Barat, Kamis (28/6). Belum diketahui dari mana buaya yang untuk sementara ini teridentifikasi jenis moncong tersebut berasal. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Petugas bagian reptil dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Nasum Usuf mengatakan ada rencana untuk menyurutkan air sungai tersebut untuk menangkap buaya di Kali Grogol.

Rencana tersebut sudah dikoordinasikan antara Dinas Tata Air DKI Jakarta dengan BKSDA. Hal ini dilakukan guna mempermudah penangkapan buaya dengan kondisi air yang tidak terlalu banyak.

"Ya rencana memang mau ada kerja sama dengan tata air untuk membendung ini untuk sementara supaya buaya bisa muncul di permukaan," kata Nasum.

Hal senada pun disampaikan Kepala Seksi Wilayah 2, BKSDA DKI Jakarta, Bambang Yudi. Dia mengaku sedang mencari cara agar dapat menyurutkan air Kali Grogol. Baik menggunakan pasir ataupun penyedotan oleh Pemadam Kebakaran.

"Kami sedang berpikir, apakah akan ditutup dengan karung pasir terus disedot airnya. Yah kita tunggu instruksi baru dari pimpinan kami, ini juga baru rencana, apalagi biaya juga besar," tutur Bambang tentang buaya di Kali Grogol.

Kasi Sudin Pengendalian Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Barat, Rompis Romlih mengatakan, 24 personel yang sudah ahli dalam menangani hewan liar diturunkan untuk mencari kawanan buaya itu.

"Sampai saat ini sulit, soalnya agak dalam lumpurnya, jadi enggak keliatan. Damkar 24 orang dibagi dua regu, rescue yang sudah profesional," ujar Rompis di Jakarta.

Menurut dia, sejak Rabu 27 Juni 2018, petugas sudah bolak-balik mencari buaya di Kali Grogol yang belum diketahui rimbanya. Bahkan, petugas juga menggunakan jaring, perahu karet sampai memancing buaya itu menggunakan umpan ayam.

"Namun, hal itu belum juga mengundang buaya yang ada di kali tersebut keluar ke permukaan air," kata Rompis.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Buaya Lapar atau Peliharaan?

Pencarian Buaya di Kali Grogol Jakarta
Tim gabungan menyusuri Kali Grogol untuk melakukan pencarian buaya di Jakarta Barat, Kamis (28/6). Untuk memancing buaya keluar dari persembunyiannya, petugas memberi umpan dengan dua ekor ayam dalam upaya penangkapannya. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kepala Seksi Pengendali Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis Romlih mengatakan, petugas sempat berhasil menangkap buaya yang berkeliaran di Kali Grogol, Jakarta Barat. Hanya saja, kondisi teknis di lapangan membuat predator itu lepas lagi.

"Tadi pagi-pagi sudah mau ditangkap satu. Cuma (jaring) depannya enggak ketutup. Jadi kelepas lagi. Jadi sudah masuk jaring itu, cuma begitu mau diambil, depannya enggak ketutup. Terus kebawa air, ya sudah kabur lagi," tutur Rompis saat dikonfirmasi, Jumat (29/6/2018).

Menurut Rompis, buaya tersebut sempat masuk jaring sekitar pukul 07.00 WIB pagi tadi. Petugas menggunakan ayam untuk memancing buaya Kali Grogol tersebut masuk ke jerat yang dibuat.

"Itu kan buaya netap. Kecuali kalau dia enggak nyaman, dia pergi. Nah kebetulan mungkin dia sudah nyaman. Kena, kejaring, tapi dia kabur," jelas dia.

Kepala Seksi Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta, Bambang Yudi mengungkapkan, kawanan buaya di Kali Grogol sudah terdengar sejak seminggu lalu. Saat itu, tukang ojek pangkalan melihat kawanan buaya berenang di Kali Grogol.

"Kami dapat informasi (ada buaya di Kali Grogol) sudah cukup lama tanggal 20 Juni 2018 kemarin," kata Bambang, Jakarta, Kamis.

Awalnya, warga tidak yakin dengan apa yang mereka lihat. Ada yang menerka-nerka, buaya tersebut bukan binatang sungguhan. "Mereka bilang ini (buaya) yang muncul jadi-jadian," ujar Bambang.

Mendengar cerita itu, petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta menerjunkan tim guna memastikan kebenarannya.

"Setelah dapat informasi kami cek," ucap Bambang.

Ternyata, kemarin, kawanan buaya di Kali Grogol muncul lagi. Tercatat, berulang kali hewan buas itu muncul ke permukaan. Hari ini pun buaya kembali menampakan wujudnya sebanyak lima kali.

Warga dan pengendara berkerumun melihat upaya tim gabungan melakukan pencarian buaya di Kali Grogol, Jakarta Barat, Kamis (28/6). Pencarian telah dilakukan sejak kemarin siang ketika warga melaporkan penampakan buaya itu. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ukuran kawanan buaya itu berbeda-beda. Buaya paling besar memiliki panjang tiga meter.

"Pertama jam 7 pagi sekira 20 menit terlihat oleh warga. Ukurannya sekira satu meter. Kemudian pukul 09.30 WIB. Saat patroli sekira pukul 10.30 dan 10.35 WIB muncul buaya berukuran 2,5 meter. Terakhir pukul 13.05 WIB," terang dia.

Menurut dia, kemunculan buaya tersebut akibat kekurangan pasokan makanan. "Mungkin lapar. Karena memang di sini bukan habitatnya," tukas dia.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki spekulasi sendiri. Dia menduga buaya tersebut adalah peliharaan warga dan terlepas.

Anies menyebut tak seharusnya binatang buas dipelihara di lingkungan perumahan warga. 

Ia mengatakan petugas juga sedang mengecek apakah buaya itu benar peliharaan warga atau buaya liar. "Ada sinyal ke sana (buaya peliharaan), kita harus cek," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Kamis (28/6/2018).

Perilaku Warga

Kawanan buaya terlihat di Kali Grogol, Jakarta Barat
Kawanan buaya terlihat di Kali Grogol, Jakarta Barat. (Merdeka.com/Ronald)

Puluhan warga berkerumun di Jalan Latumenten, Grogol Petamburan, Jakarta Barat dekat stasiun Grogol. Mata mereka pada tertuju ke Kali Grogol, tempat terlihatnya beberapa buaya.

Enny, seorang warga yang tidak mau ketinggalan mencari kebenarannya soal buaya juga mendatangi Kali Grogol. Dia mendengar omongan warga sekitar rumahnya bahwa ada buaya di sungai tersebut.

"Lagi iseng saja sama anak. Katanya ada buaya. Jadi mau lihat," ucap dia kepada Liputan6.com, Kamis (28/6/2018).

Enny mengaku ini kali perdananya melihat ada buaya yang bersembunyi di Kali. "Biasanya buaya cuma ada di Kebun Binatang aja kan," kata dia.

Sama halnya dengan seorang bocah asal Latumenten, Faisal. Dia mengaku sudah dua hari menyempatkan diri ke Kali Grogol karena penasaran dengan keberadaan buaya.

"Dari kemarin sudah ke sini. Cuma baru kelihatan moncongnya saja belum keseluruhan," ungkap dia.

Warga berkerumun melihat upaya tim gabungan Damkar, BPBD, dan KLHK melakukan pencarian buaya di Kali Grogol, Jakarta Barat, Kamis (28/6). Satwa yang tergolong buas tersebut dikhawatirkan mengancam keselamatan. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, Kepala Seksi Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta, Bambang Yudi mengungkapkan kerumunan warga membuat petugas kesulitan menangkap buaya. Akibat banyaknya warga, kawanan buaya menjadi takut muncul ke permukaan.

"Kami kesulitan. Di sini banyak masyarakat yang menyaksikan buaya. Sementara buaya perlu ketenangan," kata dia, Kamis (28/6/2018).

"Sampai sekarang buaya belum muncul lagi," Bambang menambahkan.

Selain itu, penyebab lainnya yaitu perilaku masyarakat. "Kemarin hampir tertangkap ada masyarakat yang melempar batu jadi buayanya masuk lagi," kata dia.

Dia pun mengimbau warga tidak terlalu mendekat ke lokasi penangkapan buaya. "Warga paling tidak memberi ruang untuk kita jangan mendekat ke jembatan. Kami yakin dengan kondisi tenang cepat sekali akan kita tangkap," kata Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya