Masa Pencarian KM Sinar Bangun Diperpanjang Lagi 3 Hari

Pencarian korban dan bangkai Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba memasuki hari ke-13.

oleh Reza Efendi diperbarui 30 Jun 2018, 22:21 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2018, 22:21 WIB
KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad memperlihatkan gambar jasad diduga penumpang KM Sinar Bangun yang tertangkap oleh ROV atau robot bawah air. (Reyn Gloria/JawaPos.com)

Liputan6.com, Medan - Pencarian korban dan bangkai Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba memasuki hari ke-13. Meski telah terdeteksi, tim SAR gabungan masih berupaya mengangkut ke permukaan.

Kepala Kantor SAR Medan Budiawan mengatakan, pihaknya terus berupaya dengan mengerahkan berbagai kekuatan. Bahkan masa pencarian kembali diperpanjang hingga tiga hari ke depan, yaitu mulai 1 hingga 3 Juli 2018.

"Informasi dari Deputi Operasional Basarnas, Budi Nugroho, masa pencarian kembali diperpanjang tiga hari ke depa," kata Budiawan, Sabtu (30/6/2018).

Dijelaskannya, perpanjangan masa pencarian KM Sinar Bangun ini merupakan yang ketiga. Perpanjangan pertama yaitu selepas 7 hari pencarian KM Sinar Bangun sejak tenggelam pada 18 Juni 2018.

"Diperpanjang masa pencarian yang pertama yaitu 25 hingga 27 Juni 2018. Yang kedua 28 hingga 30 Juni 2018, dan ini yang ketiga, 1 hingga 3 Juli 2018," jelasnya.

Tim SAR gabungan terus berusaha dan mencari cara mengangkat korban dan bangkai Kapal Motor Sinar Bangun yang terdeteksi Remotely Operated Vehicle (ROV) di kedalaman 450 meter Danau Toba.

Budiawan mengatakan, sembari berusaha dan mencari cara, tim SAR gabungan juga sempat menyiapkan dua opsi, yaitu tetap berusaha mengangkat korban dan bangkai kapal atau melakukan tabur bunga, serta mendoakan para korban.

"Tapi opsi masih rencana ya, belum diputuskan. Kita masih berusaha sekuat tenaga," kata Budiawan, Jumat.

Diungkapkan Budiawan, dari dua opsi tersebut nantinya akan dirundingkan terlebih dahulu dengan berbagai pihak seperti Pemerintah Daerah (Pemda), Badan SAR Nasional (Basarnas), dan keluarga korban penumpang KM Sinar Bangun.

"Opsi pertama merelakan korban KM Sinar Bangun tetap berada di dasar danau. Opsi kedua tetap dilakukan pengangkatan jasad korban, tapi memerlukan waktu lama," ungkapnya.

Diakui Budiawan, setelah terdeteksinya korban dan bangkai KM Sinar Bangun pada pencarian hari ke-11 atau Kamis, 28 Juni 2018, tim SAR gabungan juga telah berunding dengan berbagi pihak, seperti pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat dan juga keluarga korban.

"Itu yang menjadi rapat kami. Kita sudah menemukan target. Namun ada permasalahan untuk pengangkatan. Tapi opsi yang muncul belum diputuskan," ucapnya.

Andalkan Pukat Harimau

KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba
Keluarga Korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, memanjatkan doa agar proses evakuasi bisa berlangsung cepat. (Prayugo Utomo/JawaPos.com)

Budiawan menerangkan, pada pencarian hari ke-12 kemarin, tim SAR gabungan masih mengandalkan pukat harimau dan ROV. Untuk ROV yang bekerja di perairan Danau Toba dibantu dengan alat terbaru, yang sudah didatangkan untuk memperjelas gambar dari ROV mengenai objek KM Sinar Bangun.

"Kita masih melakukan pencarian dengan ROV, dua pukat harimau di KMP Sumut I dan KMP Sumut II. Target dua aja, pertama menemukan korban dan kedua pemantauan dari udara," terangnya.

Sesuai data Basarnas, 21 orang dinyatakan selamat dari peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Sementara 3 penumpang ditemukan meninggal dunia dan 164 orang lainnya masih hilang.

Dalam tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun, pihak kepolisian sudah menetapkan lima orang tersangka. KM Sinar Bangun tenggelam dalam pelayaran dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras, Simalungun. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya