Fokus, Bali - Hingga Selasa pagi, ratusan warga Lereng Gunung Agung di Dusun Teleung Buana masih bertahan di lokasi pengungsian di Gedung LPD Desa Rendang, Karang Asem.
Mereka mengungsi sejak Senin malam menyusul terjadinya erupsi strombolian. Dimana gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut tersebut melontarkan lava pijar.
Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, (3/7/2018), kepanikan membuat hampir seluruh warga tak sempat membawa keperluan logistik termasuk perlengkapan tidur seperti selimut. Namun, yang paling mendesak hari ini adalah kebutuhan makanan dan minuman untuk warga.
Advertisement
"Dari wilayah kami tidak ada yang membawa selimut dan semalam tidak ada yang bisa tidur. Karena panik, warga tidak ada yang membawa apa-apa," ungkap Kepala Dusun Telung Buana Desa Sebudi I Made Madya.
Sementara itu, sejumlah warga Dusun Telung Buana, Desa Sebudi, yang rumahnya berada di dalam radius 4 kilometer dari titik kawah Gunung Agung, belum berani memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing lantaran khawatir erupsi strombolian kembali terulang.
"Kami di sini masih menunggu situasi aman. Kalau aman ya kami pulang. Namun, kalau belum aman ya kita di sini saja," ujar pengungsi asal Dusun Telung Buana, Wayan Siana.
Senin malam waktu indonesia bagian tengah (WIT), Gunung Agung kembali erupsi disertai suara dentuman keras dan lontaran batu pijar ke udara. Gambar yang terekam dari Pos Pengamatan Bukit Asah Karangasem, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 kilometer dari puncak gunung. (Rio Audhitama Sihombing)