Liputan6.com, Solo - Maraknya penyalahgunaan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) agar anaknya diterima di sekolah favorit menuai beragam kecaman. Untuk mengantisipasi masalah ini, Kelurahan Mangkubumen, Solo, Jawa Tengah, memiliki trik jitu.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Rabu (11/7/2018), di pintu masuk Kelurahan Mangkubumen, sebuah banner terpasang menyambut para warga pemohon kartu SKTM.
"Jika Anda mampu, tetapi minta SKTM, insya Allah, Allah akan mengabulkan doa Anda," isi benner tersebut.
Advertisement
Di tahun ajaran baru sekolah, permohonan pengajuan SKTM melonjak. Tak hanya kalangan yang membutuhkan, kalangan yang tergolong mampu pun tak mau ketinggalan mendapatkan SKTM. Tentu agar anak-anak mereka diterima di sekolah favorit. Kondisi ini pun sempat dikeluhkan warga.
"Saya menyayangkan hal seperti itu, yang nggak mampu kan banyak," kata Susanto, warga Kelurahan Mangkubumen.
Pihak kelurahan menegaskan, pemasangan banner itu agar SKTM tidak disalahgunakan masyarakat.
"Kalau kita memang mampu ya kita harus merasa bilang mampu," ujar Warsiti, Sekretaris Kelurahan Mangkubumen.
Mendikbud meminta pihak sekolah tak segan mengambil tindakan tegas atas penyalahgunaan SKTM.
"Saya hanya berpesan kepada sekolah dan dinas setempat untuk lebih cermat dan supaya menindak tegas kalau ada pelanggaran," jelas Mendikbud Muhadjir Effendi.
Usai ditegur Gubernur Ganjar Pranowo, SMA Mojogedang, Karanganyar, langsung menerjunkan para guru untuk memverifikasi SKTM. Hasilnya, dari 252 peserta didik yang melampirkan SKTM, pihak sekolah mencoret 32 SKTM.
Selain itu, pemandangan sedikit kontras juga terlihat di SMK Negeri 01 Pemalang. Tak sedikit siswa-siswi dan wali murid yang menggunakan jalur SKTM membawa sepeda motor baru saat melihat hasil pengumuman PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).
Namun, pengumunan hasil PPDB di sejumlah sekolah terpaksa diundur, karena pihak sekolah belum merampungkan verifikasi faktual SKTM. (Muhammad Gustirha Yunas)