Mengenang 10 Tahun Kepergian Ekonom dan Aktivis Dr. Sjahrir

Sebagai seorang ekonom, kata Kartini, almarhum suaminya juga sangat anti dengan berbelitnya birokrasi dan regulasi yang ada di pemerintahan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 28 Jul 2018, 15:46 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2018, 15:46 WIB
Sjahrir (ekonom)
Sjahrir (ekonom) (Liputan6.com/Trie yas)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga besar ekonom Indonesia, Sjahrir menggelar acara sepuluh tahun mengenang kepergian almarhum. Acara ini digelar di kediaman keluarga Sjahrir di Jalan Sukabumi Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (28/7/2018).

Istri almarhum Sjahrir, Kartini Sjahrir, mengatakan acara ini sengaja dibuat untuk mengenang kepergian almarhum suami yang tutup usia pada 28 Juli 2008 lalu.

Ada sejumlah hal yang masih teringat dalam benak Kartini meskipun sudah 10 tahun ditinggal sang suami tercinta. Satu di antaranya adalah sosok Sjahrir yang sangat peduli dengan toleransi dan keberagaman.

"Pak Sjahrir ini adalah orang yang sangat peduli mengenai toleransi, sangat peduli mengenai kemajemukan, dan bersahabat dengan setiap orang tanpa memandang perbedaan agama, ras, perbedaan golongan," tutur Kartini di di sela-sela acara tersebut di kediamannya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).

Selain itu, Kartini melihat bahwa almarhum sang suami merupakan orang yang sangat anti dengan korupsi. "Beliau sangat anti pada korupsi," ucap Kartini.

Sebagai seorang ekonom, kata Kartini, almarhum suaminya juga sangat anti dengan berbelitnya birokrasi dan regulasi yang ada di pemerintahan. Sebab, kata Kartini, banyaknya regulasi malah justru menghambat perkembangan investasi di dalam negeri.

"Bagi beliau, regulasi dan aturan-aturan yang terlalu banyak, itu adalah sumber dari korupsi. Karena itu hanya akan mempersulit orang untuk berinvestasi, untuk berbisnis dengan baik. Bagi beliau peraturan itu tak usah banyak tapi konsisten," terang Kartini.

Sementara, kerabat lainnya yakni Hariman Siregar masih ingat betul tentang masa-masa perjuangan bersama almarhum Sjahrir.

Hariman kala itu menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa (DM) Universitas Indonesia (UI), sempat ditahan bersama Sjahrir pasca peristiwa Malapetaka Limabelas Januari (Malari) pada 1974 lalu.

"Pak Sjahrir senior saya. Yang ditahan saya dan Sjahrir aja," kata Hariman.

Menurut Hariman, ia, almarhum, dan sejumlah aktivis serta pemuda lainnya memperjuangkan pemerataan dalam berkehidupan berbangsa. Meskipun ketika itu, Indonesia mulai melakukan pembangunan di berbagai sektor.

"Kita pada waktu itu mengatakan bahwa pembangunan itu bukan untuk mengejar pertumbuhan semata-mata. Tapi yang penting pemerataannya. Menghilangkan jurang yang kaya dengan yang miskin," ucap Hariman.

Pesan perjuangan yang selalu diingat Hariman dari Sjahrir, adalah masalah pemerataan. "Yang paling saya ingat adalah perjuangan beliau tentang masalah pemerataan," tandas Hariman.

 

Dihadiri Sejumlah Tokoh

Kartini Sjahrir dan Hariman Siregar
Kartini Sjahrir dan Hariman Siregar

Adapun sejumlah tokoh turut hadir dalam acara ini. Mereka di antaranya adalah Wakil Presiden ke-11 Boediono, mantan Menteri Pariwisata Marie Elka Pangestu, dan pengusaha Aburizal Bakrie.

Dr. Sjahrir semasa hidupnya dikenal sebagai ekonom. Pria yang lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 24 Februari 1945 itu pernah menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden poada 2007 silam. Ia meninggal di Singapura pada 28 Juli 2008 di usia 63 tahun.

Ia menikah dengan Kartini Panjaitan, seorang doktor di bidang antropologi yang kini menjabat Duta Besar RI untuk Argentina. Juga ketua Asosiasi Antropologi Indonesia. Dari pernikahan itu, pasangan Sjahrir-Kartini memperoleh seorang putra, Pandu, serta seorang putri, Gita. 

Seperti dikutip dari laman wikipedia, pada tahun 2001, Sjahrir mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru. Aktivitas utama perhimpunan itu adalah menyelenggarakan cabinet watch yang mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.

Tidak puas dengan proses reformasi setelah jatuhnya Soeharto, Syahrir dan rekan-rekannya yang memiliki ide yang sama di Perhimpunan Indonesia Baru mengumumkan berdirinya Partai Perhimpunan Indonesia Baru.

Partai ini mencoba menawarkan solusi alternatif pada era reformasi melalui partisipasi di pemilihan umum 2004. Sjahrir sendiri berkesempatan mencalonkan diri di pemilihan presiden tahun itu, namun tidak memperoleh jumlah suara yang cukup untuk maju ke tahap berikutnya. Meski demikian, mengetahui bahwa keahlian ekonomi Sjahrir dapat bermanfaat bagi pemerintah yang baru, Presiden Republik Indonesia pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, Susilo Bambang Yudhoyono, menunjuk Sjahrir sebagai Penasihat Ekonomi Presiden. Tugas Sjahrir sebagai Penasihat Ekonomi Presiden termasuk menjadi duta khusus Presiden RI ke negara-negara lain, menjalankan misi kepresidenan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya