Mendagri Minta Semua Pihak Dengarkan Pidato Jokowi Secara Utuh

Tjahjo pun meminta kepada semua pihak untuk mendengarkan secara utuh pidato Presiden Jokowi.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 06 Agu 2018, 17:22 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 17:22 WIB
20161129-Jokowi Pimpin Upacara HUT ke-45 Korpri di Monas-Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Mendagri Tjahjo Kumolo menghadiri upacara HUT ke-45 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di Silang Monas, Jakarta, Selasa (29/11). Jokowi akan bertindak menjadi Inspektur Upacara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai, pidato Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada relawannya di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 4 Agustus 2018 tidak mengarah kepada kekerasan.

Tjahjo pun meminta kepada semua pihak untuk mendengarkan secara utuh pidato mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Saat itu, Jokowi menyampaikan apabila diajak berantem, maka harus berani melawan.

"Tolong didengar secara utuh pidato Bapak Presiden. Kalau didengar utuh dan jernih tidak (mengarah ke kekerasan)," ujar Tjahjo, di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2018).

Selain meminta mendengarkan isi pidato yang dibacakan Presiden Jokowi secara utuh, Tjahjo juga meminta semua pihak untuk mendengarkannya secara berurutan.

"Ya ikuti dong (pidatonya) utuh, dan runtut," tegas Tjahjo.

Penjelasan Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengklarifikasi soal pernyataannya saat pertemuan dengan relawan di Sentul, Bogor, pada Sabtu, 4 Agustus 2018. Saat itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan apabila diajak berantem, maka harus berani melawan.

Menurut Jokowi, agar tidak salah arti, maka masyarakat harus melihat secara utuh pidatonya di depan para relawan tersebut.

"Siapa yang ngomong? Ditonton (videonya) yang komplet, dong," ujar dia di Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (6/8/2018).

Jokowi mengungkapkan, justru yang ingin dia sampaikan adalah jangan sampai masyarakat terpecah-belah oleh ujaran atau penyataan yang menyebarkan kebencian dan saling menjelekkan satu sama lain.

"Saya kan sampaikan aset terbesar kita adalah persatuan, kerukunan. Oleh sebab itu, jangan sampai membangun kebencian, saling mencela, saling menjelekkan, saya sampaikan itu," kata Jokowi.

Oleh sebab itu, lanjut Jokowi, jika ingin berkomentar atau menyampaikan pendapat, harus melihat secara utuh apa yang dia sampaikan pada Sabtu lalu. Jangan hanya melihat pidatonya sedikit tetapi langsung berkomentar negatif.

"Coba dirunut dari atas, jangan diambil sepotongnya saja, nanti enak yang komentari kalau seperti itu. Dilihat secara keseluruhan, konteksnya kan kelihatan," tandas Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya