Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho mengatakan, menerima informasi soal tarif tak masuk akal sewa kendaraan untuk mengantar wisatawan dari pelabuhan ke bandara Lombok usai gempa.
Berdasarkan informasi yang diterima, ada sejumlah oknum berasal dari warga lokal yang menjadikan kendaraan pribadinya sebagai objek pendulang uang usai gempa Lombok, dengan mematok tarif tinggi untuk mengantar wisatawan dari pelabuhan ke bandara.
Baca Juga
"Saya dapat laporan masuk, kendaraan mereka warga lokal menjadi jasa mengantar dari pelabuhan ke Bandara Lombok, tapi ditarifkan Rp 2 juta per mobil," kata Sutopo di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
Advertisement
Kendaraan warga lokal menjadi alternatif lantaran transportasi evakuasi dari otoritas berjumlah terbatas. Situasi panik di lapangan usai gempa, justru dimanfaatkan dengan mematok tarif tinggi untuk jasa transportasi.
"Mereka memanfaatkan (momen gempa), tarifnya itu tinggi, sehingga menjadi keluhan," kritik Sutopo.
Â
Pernah Terjadi di Bali
Saat ini ribuan wisatawan telah dievakuasi dari tempat-tempa wisata di Lombok. Sebagian dari mereka langsung memesan tiket penerbangan pulang, ketimbang mencari penginapan.
Bandara Lombok yang kebanjiran penumpang saat ini beroperasi penuh 24 jam. Penerbangan juga ditambah hingga 18 kali per hari.
"Bandara beroperasi normal, jadi banyak wisatawan pilih langsung pulang," ucap Sutopo.
Sebagai informasi, aksi serupa pernah dialami BNPB saat evakuasi wisatawan dalam peristiwa erupsi Gunung Agung, Bali. Warga memanfaatkan situasi bencana, dengan mematok harga selangit untuk jasa antar jemput.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement