Operasi Modifikasi Cuaca Berakhir, Risiko Banjir Berkurang Signifikan

Selama 17 hari pelaksanaan OMC, pesawat penabur carravan PK-SNM melakukan 56 sorti dengan total waktu terbang 113 jam 48 menit. Dalam operasi ini, digunakan 4.000 kg kalsium oksida (CaO) dan 52.000 kg natrium klorida (NaCl) untuk memodifikasi hujan.

oleh Tim News Diperbarui 22 Mar 2025, 13:33 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2025, 13:33 WIB
modifikasi cuaca, jawa barat, bandung
Pesawat khusus yang akan lepas landas dalam rangka operasi modifikasi cuaca di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (11/3/2025). (Dok. Pemrov Jabar).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara resmi menghentikan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) setelah menilai bahwa risiko bencana telah berkurang secara signifikan. Operasi yang berlangsung sejak 4 Maret hingga 20 Maret 2025 ini dilakukan sebagai langkah mitigasi terhadap potensi banjir susulan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Operasi ini merupakan kolaborasi antara BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, BPBD Jawa Barat, serta didukung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa operasi ini menjadi upaya sinergis antara pemerintah pusat dan daerah dalam menekan dampak bencana.

"Operasi modifikasi cuaca gabungan ini merupakan upaya pemerintah pusat dan daerah dalam mengurangi risiko bencana banjir susulan pascabanjir besar yang melanda wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) pada Senin (3/3)," kata Abdul dalam keterangannya, Sabtu (22/3/2025).

Selama 17 hari pelaksanaan OMC, pesawat penabur carravan PK-SNM melakukan 56 sorti dengan total waktu terbang 113 jam 48 menit. Dalam operasi ini, digunakan 4.000 kg kalsium oksida (CaO) dan 52.000 kg natrium klorida (NaCl) untuk memodifikasi hujan.

Meskipun dalam periode tersebut beberapa wilayah Jabodetabek masih diguyur hujan, namun dampaknya berhasil diminimalkan.

Promosi 1

Dampak OMC di Jawa Barat dan Jakarta

Abdul Muhari menyebutkan bahwa selama OMC berlangsung, BPBD Jawa Barat mencatat 60 kejadian bencana. Meski jumlahnya meningkat dibandingkan sebelum OMC, risiko dampaknya justru mengalami penurunan drastis.

"Sebagai perbandingan, jumlah jiwa terdampak pada masa sebelum OMC sebanyak 231.180 jiwa, dibandingkan dengan data pada OMC hari ke-10 terdata 15.582 jiwa," jelasnya.

Bahkan, risiko korban jiwa akibat bencana menurun drastis hingga 100 persen. Sebelumnya, banjir dan longsor di wilayah Jawa Barat menewaskan 10 orang, namun setelah OMC, tidak ada korban jiwa meskipun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sempat terjadi pada 17-18 Maret 2025.

Di DKI Jakarta, BPBD mencatat penurunan jumlah warga terdampak bencana dari 10.626 jiwa pada dasarian pertama Maret 2025 menjadi hanya 721 jiwa di dasarian kedua Maret 2025. Penurunan ini terjadi meskipun jumlah kejadian bencana akibat cuaca ekstrem meningkat hingga 57 persen.

Cuaca Diperkirakan Membaik, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

BMKG memperkirakan bahwa cuaca di Jakarta dan Jawa Barat pada dasarian ketiga Maret 2025 akan didominasi hujan ringan hingga sedang. Meski demikian, BNPB tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah.

Masyarakat diimbau melakukan pembersihan drainase, pemeliharaan tanggul, serta menyiapkan tas siaga bencana. Selain itu, jika hujan deras berlangsung lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter, warga disarankan untuk segera mencari tempat lebih aman.

"Untuk mengantisipasi bencana gempa bumi, masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak panik. Saat gempa terjadi, berlindunglah di bawah meja yang kuat, hindari material kaca, dan segera evakuasi ke area terbuka setelah gempa berhenti," tutupnya.

 

Reporter: Nur Habibie/Merdeka

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya