Akibat Gempa 7 SR, Tanah Kaku di Lombok Berubah Jadi Gembur dan Berlumpur

Akibat perubahan tanah di Lombok ini, banyak menyebabkan bangunan roboh karena bangunan berdiri di atas tanah gembur dan pondasi patah.

oleh Sunariyah diperbarui 10 Agu 2018, 06:47 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2018, 06:47 WIB
Kepanikan Warga Saat Gempa Susulan Di Lombok Berkekuatan 6,2  Skala Richter
Petugas penyelamatan melakukan aksi cepat untuk menenang dan melakukan evakuasi warga saat terjadi gempa susulan yang terjadi di Tanjung pulau Lombok, NTB, Kamis (9/8).(AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa yang terus menerus mengguncang Lombok akhir-akhir ini mengakibatkan terjadinya sejumlah perubahan terhadap alam di Pulau Seribu masjid itu.Gempa Lombok dengan kekuatan 7 Skala Ritcher yang terjadi pada Minggu, 5 Agustus lalu, menyebabkan liquifaksi (luquefaction) yaitu tanah yang kaku berubah menjadi gembur dan muncul lumpur.

"Terjadi di Desa Selengen Kecamatan Kayangan Lombok Utara," demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitternya, Jumat (10/8/2018).

Sutopo menjelaskan, liquifaksi banyak menyebabkan bangunan roboh karena bangunan berdiri di atas tanah gembur dan pondasi patah.

Guncangan gempa yang terus menerus di Lombok juga memicu terjadinya tanah longsor.

Longsor terjadi di Dusun Dompu Indah, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Longsor di Lombok Utara ini diduga menimbun 4 orang, setelah petugas mendapat informasi dari seorang istri yang menyatakan suami, anak dan tetangganya hilang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya