PDIP Sebut Dolar Menguat Sebagai Fenomena Wajar

Nilai rupiah lebih baik dari nilai mata uang negara lain. Mata uang lain seperti Venezuela, Iran hingga Rusia, nyaris anjlok.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Sep 2018, 12:46 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2018, 12:46 WIB
Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno meminta melemahnya nilai rupiah tidak terus digunakan sebagai senjata untuk menyerang pemerintah. Sebab, kata dia, fenomena melonjaknya nilai rupiah wajar pada setiap pemerintahan.

"Jangan menggunakan pelemahan rupiah untuk menyerang (pemerintah). Ini fenomena yang akan terjadi siapa pun yang duduk di pemerintahan," kata Hendrawan saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/9/2018).

"Ini fenomena global yang imbasnya masih penuh ketidakpastian. Kita sedang menghadapi tekanan eksternal yang sama neo-proteksionisme, suku bunga bank yang naik, potensi perang dagang dan perang tarif, juga perang kurs," dia menambahkan.

Menurutnya, nilai rupiah lebih baik dari nilai mata uang negara lain. Mata uang lain seperti Venezuela, Iran hingga Rusia, lanjutnya, nyaris anjlok.

"Dolar memang menguat hampir dengan seluruh mata uang di dunia. Sejumlah negara lain mengalami penurunan lebih parah, dan bahkan sudah ada yang nyaris ambruk (Venezuela, Iran, Turki, Brazil, Argentina). Sebagian lain turunnya lebih dalam (India, Afrika Selatan, Rusia)," beber Hendrawan.

"Jadi ini indikasi manajemen makro ekonomi kita masih bagus dan cukup teruji," lanjutnya.

Tak Ambil Pusing

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Anggota Komisi XI ini juga tidak ingin ambil pusing dengan koalisi bakal capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang menggelar rapat untuk membahas pelemahan rupiah. Dia menganggap wajar jika ada pihak yang melakukan kajian terkait hal tersebut.

"Tak ada masalah. Setiap pihak berhak melakukan kajian rasional terhadap pelemahan kurs dan mengusulkan solusi efektif untuk mengatasinya," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan hadir dalam pertemuan antara pimpinan partai koalisi Prabowo-Sandiaga di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dia menyebut pertemuan tersebut guna membahas mengenai kondisi terkini bangsa, mulai dari politik hingga ekonomi. Seperti halnya kondisi nilai tukar rupiah yang melemah beberapa hari ini.

"Tentu kita mau berdiskusi, mau mendiskusikan perkembangan terakhir, keadaan ekonomi, keadaan politik. Tentu kalau masalah rupiah, kita mesti Merah Putih kan," kata Zulkifli, Jumat (7/9).

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya