Kemenpar: Promosi Pariwisata Sulawesi Tengah Dihentikan Sementara

Pihak Kemenpar sendiri saat ini masih memantau laporan dan informasi dari BMKG dan BNPB pusat dan daerah serta menggunakan seluruh kanal media dan instrumen media monitoring terkait kondisi terkini Palu dan Donggala.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2018, 10:41 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2018, 10:41 WIB
Gempa dan Tsunami Melanda Palu
Sebuah masjid mengalami kerusakan berat akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo/Rifki)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menghentikan sementara semua aktivitas promosi dan pemasaran lokasi yang terkena dampak gempa di Sulawesi Tengah. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Crisis Center Kemenpar Guntur Sakti.

"Sampai saat ini kami masih memantau kondisi wisatawan dan ekosistem pariwisata di lokasi terdampak," ujar Guntur kepada Antara, Sabtu (29/9/2018).

Pihak Kemenpar sendiri saat ini masih memantau laporan dan informasi dari BMKG dan BNPB pusat dan daerah serta menggunakan seluruh kanal media dan instrumen media monitoring terkait kondisi terkini Palu dan Donggala.

"Fokus TCC Kemenpar memang tidak jauh-jauh dari customers utamanya, wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Karena itu, yang dicek pertama ketika terjadi bencana adalah fasilitas publik pendukung pergerakan wisman, yakni akses," papar Guntur.

Kemenpar juga menghentikan segala bentuk promosi di destinasi yang terkena dampak gempa, serta berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Daerah untuk pelayanan wisatawan dan memantau akses, atraksi, amenitas (A3) terdampak.

"Tim Crisis Center juga berkoordinasi dengan jajaran Asisten Deputi di Kemenpar yang membawahi Regional Sulteng, baik destinasi maupun pemasaran," lanjut Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar ini.


Kondisi Palu Terkini

Korban gempa bumi di Donggala, Sulteng, diduga mencapai ratusan jiwa. Berdasarkan pantauan wartawan Antara, mereka masih belum dievakuasi dari sejumlah gedung yang ambruk.

Kepala LKBN Antara Biro Sulawesi Tengah Rolex Malaha ketika dihubungi via telepon melaporkan bahwa pusat perbelanjaan atau mal terbesar di Kota Palu, Mal Tatura di Jalan Emy Saelan, misalnya, ambruk dan masih ada puluhan hingga seratusan orang yang terjebak di dalam pusat perbelanjaan empat lantai itu.

Menurut salah seorang pegawai mal yang ditemui, para korban yang terjebak di dalam sebagian itu belum dievakuasi. Sementara di Rumah Sakit Budi Agung Palu di Jalan Maluku terdapat 14 jenazah yang dibawa dari Mal Tatura berada di rumah sakit itu.

Sedangkan seratusan orang yang terluka seperti patah kaki dan luka-luka lainnya masih berada di halaman rumah sakit dan sebagian ruang pasien tetapi belum ditangani secara medis karena belum ada dokter.

Hotel Roa-Roa berlantai delapan yang berada di Jalan Pattimura juga rata dengan tanah. Di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap.

Menurut sejumlah orang yang ditemui di hotel yang roboh itu, banyak korban yang masih berada dalam reruntuhan gedung hotel.

Reporter: Melissa Octavianti

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya