Sepekan Usai Gempa, Sampah Botol Air Mineral Berserakan di Bandara Palu

Sukmawati, yang ingin meninggalkan Kota Palu, mengaku penumpang di bandara sudah stres menunggu kepastian keberangkatan dengan pesawat Lion Air.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 05 Okt 2018, 07:16 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 07:16 WIB
Jokowi mengunjungi korban gempa dan tsunami yang dirawat di rumah sakit darurat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Setkab)
Jokowi mengunjungi korban gempa dan tsunami yang dirawat di rumah sakit darurat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Setkab)

Liputan6.com, Palu - Sepekan usai diguncang gempa dan tsunami, kondisi Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu dipenuhi sampah botol plastik sisa air kemasan.

Pantauan Liputan6.com di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, puluhan orang tampak antre, bersiap-siap hendak naik ke pesawat, Jumat pagi ini. Selain antrean penumpang, sampah botol plastik sisa air kemasan banyak berserakan di mana-mana.

"Paling banyak sampah botol air kemasan dan sisa kemasan makanan penumpang di bandara ini," kata Hasna, cleaning service PT Garuda Tawakal Abadi, kepada Liputan6.com Jumat (5/10/2018).

Hasna mengaku sudah aktif tiga hari kembali bekerja seperti sedia kala. Dia membersihkan lantai dari kotoran sampah-sampah yang berserakan di lantai ruang keberangkatan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu.

Sementara itu, Sukmawati yang ingin meninggalkan Kota Palu mengaku penumpang di bandara sudah stres menunggu kepastian keberangkatan dengan pesawat Lion Air.

"Perilaku tidak terkendali dari warga atau penumpang di bandara ini adalah gambaran stres. Mereka sudah tidak peduli lagi dengan sampah untuk dibuang ke mana," kata Sukmawati. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1.424 orang Meninggal

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut saat ini empat kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, masih terisolasi akibat gempa dan tsunami.

"Saat ini ada empat kecamatan yang masih terisolir di Kabupaten Sigi, yaitu Lindu, Kolwi, Kolawi Selatan, dan Pipiko," kata Sutopo di Kantor BNPB Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).

Sutopo menjelaskan, jalur darat menuju empat lokasi bencana tersebut masih terputus dan memiliki jalur yang sulit akibat bencana tersebut. Saat ini, distribusi bantuan logistik dan penerjunan tim ke lokasi dilakukan menggunakan helikopter.

"Untuk mengatasi hal ini, distribusi logistik menggunakan helikopter, baik dari TNI, Basarnas, BNPB dikerahkan untuk distribusi logistik di daerah terisolir, termasuk dropping pasukan tim Basarnas untuk melakukan pencarian korban di empat kecamatan," jelas Sutopo.

Sementara itu, hingga Kamis (4/10/2019), BNPB menyatakan korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.047 jenazah yang telah diidentifikasi telah dimakamkan massal.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya