MER-C Minta Masyarakat Doakan Keselamatan RS Indonesia di Gaza

Akibat serangan militer Israel di kawasan itu, sebagian bangunan di RSI Gaza mengalami kerusakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2018, 09:39 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2018, 09:39 WIB
Suasana Serangan Udara Israel saat Gempur Jalur Gaza
Dua wanita berjalan melewati puing-puing bangunan setelah serangan udara Israel di kota Gaza (27/10). Selain melancarkan serangan udara, Israel meluncurkan roket Iron Dome untuk menangkis rudal yang diluncurkan dari Palestina. (AFP Photo/Mahmud Hams)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi kegawatdaruratan kesehatan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia mengharapkan bantuan doa bagi keselamatan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza, Palestina, yang terdampak serangan rudal militer Israel.

"Semoga Allah SWT melindungi, baik bangunan RSI di Gaza maupun semua tenaga kesehatan di dalamnya, dan juga sukarelawan kami yang masih di sana serta para pasiennya," kata anggota Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad kepada Antara di Jakarta, Minggu (28/10/2018).

Ia mengakui, akibat serangan militer Israel di kawasan itu, sebagian bangunan di RSI Gaza mengalami kerusakan.

"Sebagian ruangan rumah sakit terkena dampak, namun tidak rusak parah memang. Di antara yang rusak adalah ruangan administrasi, toilet, ruang Intensive Care Unit (ICU) dan beberapa lainnya," kata dokter kelahiran Aceh itu.

Sarbini Abdul Murad, salah satu sukarelawan MER-C yang termasuk paling awal masuk Gaza pada akhir tahun 2008 ketika perang Israel-Palestina, menjelaskan akibat dampak serangan itu, pasien dipindahkan ke lorong-lorong rumah sakit itu.

"Ini dilakukan guna mencegah korban bila terdampak serangan lagi," katanya.

Sukarelawan MER-C yang masih berada di Jalur Gaza, Reza Aldilla Kurniawan, Sabtu 27 Oktober siang melaporkan, Sejak Jumat 26 Oktober malam hingga Sabtu, militer zionis Israel masih menggempur sejumlah wilayah di Jalur Gaza.

Ia menjelaskan, pesawat tempur Israel mengirim tidak kurang dari lima roket yang jatuh tidak jauh dari lokasi RS Indonesia yang berada di Bayt Lahiya, Gaza Utara.

Hantaman roket tersebut menyebabkan guncangan keras di area sekitarnya, dan menimbulkan kerusakan di beberapa bagian Rumah Sakit Indonesia, termasuk kantor administrasi, toilet, koridor, dan ruang perawatan intensif.

Reza Aldilla Kurniawan yang saat serangan terjadi berada di dalam Wisma Rakyat Indonesia di belakang Rumah Sakit Indonesia, merasakan guncangan besar akibat hantaman roket.

"Guncangan besar sekali, debu-debu jatuh dari atap. Saya langsung keluar dari Wisma dan melihat kondisi Rumah Sakit Indonesia mengalami kerusakan di beberapa bagian," katanya.

Sarbini Abdul Murad menambahkan, serangan Israel semacam itu, sebelumnya juga pernah terjadi selama pembangunan RSI sedang berjalan. Saat itu, sebuah rudal meledak sekitar 50 meter dari pembangunan rumah sakit Indonesia di daerah Jabaliya, Jalur Gaza Utara.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pembangunan

20160109- Indonesia Bangun Rumah Sakit untuk Palestina-Jakarta-Helmi Afandi
Presdium MER-C, Faried Talib bersalaman dengan Menteri Kesehatan Palestina, Jawad Awed saat penyerahan simbolis RS Indonesia di Gaza, Jakarta, Sabtu (9/1/2016). RS Indonesia adalah bentuk kepedulian Indonesia kepada Palestina. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Pembangunan RS Indonesia di Gaza berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir 2008 hingga awal 2009. Ketika itu misi dipimpin dr Rustam S Pakaya, yang saat itu menjabat Kepala Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Departemen Kesehatan dan Direktur Urusan Timur Tengah Departemen Luar Negeri Aidil Chandra Salim.

Dalam perkembangannya, kemudian MER-C menggalang dana dari masyarakat Indonesia hingga akhirnya terwujud RSI di Gaza, yang lokasinya berada di Bayt Lahiya, Gaza Utara. Penyerahan secara simbolis Rumah Sakit Indonesia dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) untuk rakyat Palestina telah dilangsungkan di Taman Ismail Marzuki pada 9 Januari 2016 dan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Acara itu dihadiri pula Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Wakil Gubernur Aceh (saat itu) Muzakir Manaf, Menteri Kesehatan Palestina Hani Abdeen, serta Duta Besar Palestina untuk RI Fariz Mehdawi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya