Kemenhub Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Kendaraan Bermotor di Merak - Bakauheni

Kemenhub menyiapkan beberapa strategi guna mengantisipasi lonjakan angkutan kendaran bermotor yang dibawa menyeberang dari Merak ke Bakauheni.

oleh Chrisensia Oliver Sitio diperbarui 27 Nov 2018, 14:02 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2018, 14:02 WIB
Kemenhub Siap Hadapi Kenaikan Jumlah Kendaraan Lintas Penyeberangan Merak-Bakauheni
Kemenhub menyiapkan beberapa strategi guna mengantisipasi lonjakan angkutan kendaran bermotor yang dibawa menyeberang dari Merak ke Bakauheni.

Liputan6.com, Bakauheni Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menyatakan bahwa pihaknya siap mengantisipasi kenaikan jumlah kendaraan bermotor yang diangkut melalui kapal pada lintas penyeberangan Merak-Bakauheni menjelang beroperasinya Tol Trans Sumatera Lampung-Palembang. Bentuk antisipasi yang dimaksud adalah dengan fokus mengoperasikan kapal-kapal dengan ukuran 5.000 GT ke atas pada lintas Merak-Bakauheni dan sebaliknya.

Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi dengan Forum Wartawan Perhubungan (Forwahub) di atas Kapal Penyeberangan Port Link dari Bakauheni menuju Merak, Senin (26/11/2018).

"Kalau untuk penumpang, yang dibawah 5.000 GT enggak jadi masalah, tapi kalau untuk mengangkut mobil dan motor bisa lebih banyak diangkut oleh kapal di atas 5.000 GT. Jadi nanti semuanya diangkut dengan kapal tersebut mengingat Tol Lampung sampai Palembang sudah selesai dibangun dan akan segera operasional," terang Budi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Budi juga menyampaikan ada sejumlah operator kapal baru yang mengajukan izin untuk pengoperasian kapal di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni.

"Tol Lampung ke Palembang ini kan sudah selesai, jadi saya dapat banyak permintaan untuk menerbitkan izin operasi kapal dari operator-operator baru. Tetapi, sesuai dengan moratorium yang ada izin tidak saya kasih," tegas Budi.

Budi juga meyakini, 70 kapal yang saat ini beroperasi di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni masih mampu mengatasi lonjakan kendaraan bermotor merupakanimbas dari keberadaan Tol Trans Sumatera.

Dermaga Alternatif

Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi telah menyiapkan beberapa strategi guna mengantisipasi lonjakan angkutan kendaran bermotor yang dibawa menyeberang dari Merak ke Bakauheni.

Salah satu strategi yang dilakukan Ira adalah sejalan dengan yang disampaikan Dirjen Budi, yakni dengan fokus mengoperasikan kapal baru dengan ukuran di atas 5.000 GT.

"ASDP akan menyediakan empat unit kapal eksekutif yaitu KMP Sebuku, KMP Batumandi, KMP Portlink, dan KMP Portlink III. KMP Sebuku dan KMP Batumandi berukuran 5.556 GT mampu membawa 812 penumpang dan 200 kendaraan, kemudian KMP Portlink berukuran 12.619 GT mampu membawa 1.000 penumpang dan mengangkut 250 kendaraan serta KMP Portlink III yang memiliki kapasitas 1.300 penumpang dan mampu mengangkut 550 kendaraan," jelas Ira.

Selain itu, upaya antisipasi lainnya yang dilakukan oleh Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub adalah dengan membangun Dermaga Margagiri-Ketapang di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni.

Adapun kajian terhadap Dermaga Margagiri-Ketapang telah dilakukan sejak 2014, tetapi sampai saat ini pembangunannya masih belum bisa dilaksanakan. Menurut Budi, Asian Development Bank (ADB) yang merupakan pihak pemberi pembiayaan dermaga tersebut belum mengeluarkan hasil kajian dan studi kelayakan atau feasibility study (FS).

"Tapi setelah sekian lama itu mandek enggak tahu kenapa. Akhirnya kami ketemu ADB dan mereka akan review lagi FS itu soal kemungkinannya feasible secara ekonomis atau enggak. Sampai sekarang belum diberikan ke kami itu FS-nya dan karena masih belum pasti, saya belum bisa menyiapkan anggaran buat pembebasan lahan di kedua tempat tersebut," terang Dirjen Budi.

Terminal Eksekutif

ASDP juga tengah membangun Terminal Eksekutif di Dermaga 6 Merak dan Dermaga 7 Bakauheni. Ira dengan percaya diri menyatakan bahwa Terminal Eksekutif ini nantinya akan lebih bagus dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Ira menambahkan, posisi kapal-kapal yang diperasikan ASDP berada di lintasan reguler dan akan disesuaikan dengan jadwal operasional terminal eksekutif yang rencananya untuk menunjang pelaksanaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.

Terminal Eksekutif itu saat ini masih dalam tahap pembangunan dan diperkirakan bakal beroperasi pada Desember 2018 dan beroperasi penuh pada Maret 2019. Terminal Eksekutif merupakan terminal penumpang pada pelabuhan penyeberangan yang memberikan kelebihan dalam hal pengalaman pelayanan dan kenyamanan dengan fasilitas yang tentunya berbeda dengan terminal reguler.

"Terminal Eksekutif di Dermaga 7 dan Dermaga 6 akan siap untuk Nataru tapi penuh operasional Insya Allah Desember 2018. Terminal Eksekutif Merak pembangunan fisiknya sudah 98,8 persen dan Terminal Eksekutif Bakauheni 99,2 persen. Beberapa tenant ritel komersial sudah masuk ke Terminal Eksekutif itu," pungkas Ira.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya