Peneliti LIPI: Aceh, Banten, dan Jabar Rawan Intoleransi Politik

Menurut Amin, tiga daerah tersebut juga merupakan daerah yang rentan disusupi berita bohong alias hoaks.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 12 Des 2018, 05:38 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 05:38 WIB
Rembuk Nasional Aktivis 98
Seorang warga mengenakan kaus yang bertuliskan "Lawan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme" saat akan menghadiri Rembuk Nasional Aktivis 98 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jakarta, Sabtu (7/7). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakkir menyebut tiga daerah yang rawan intoleransi politik. Tiga daerah tersebut yakni Aceh, Banten, dan Jawa Barat.

"Jadi memang ada tiga daerah yang kita nilai, kita survei sebenarnya di 9 provinsi, lalu tiga derah itu yang menempati paling intoleran, Aceh, Banten dan Jawa Barat," ujar Amin di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).

Menurut dia, DKI Jakarta justru menempati tingkat intoleransi politik yang rendah dibanding provinsi yang lain.

"Jadi kalau kita bicara DKI, misalnya bicara 212, meskipun terjadi di DKI tapi itu lebih pada mobilsasi dari derah lain. Jadi DKI sendiri sebenarnya cukup toleran," kata Amin.

Menurut dia, tiga daerah tersebut juga merupakan daerah yang rentan disusupi berita bohong alias hoaks.

"Yang pasti penggunaan media sosial itu sangat tinggi, dan di daerah-daerah yang tadi saya sebutkan itu, berita-berita yang sifatnya hoaks itu cukup diikuti oleh para netizen," jelas Amin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sikap Pasangan Capres

Sementara itu, terkait dengan sikap kedua pasangan calon presiden dalam menyikapi hal tersebut, menurut Amin pasangan calon nomor urut 01 masih jauh lebih tegas.

"Artinya mereka selalu menyatakan bahwa kita melihat politik secara lebih baik. Artinya jangan gunakan agama untuk kepentingan politik, dalam hal ini jauhi pikiran yang sempit, jauhi sektarianisme, radikalisme dan sebagainya," kata dia.

"Dan kita tahu dalam banyak hal justru sebaliknya kubu Pak Prabowo ini menggunakan agama sebagai kepentingan politik. 212 saya lihat mereka tampil di situ dan itu bagian mobilisasi untuk kelompok Prabowo," pungkas Amin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya