Tsunami di Selat Sunda, Kemensos Bangun Dapur Umum di Lampung Selatan

Kemensos memberikan sejumlah bantuan berupa Layanaan Dukungan Psikososial (LDP) dan logistik. Dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan juga telah disapkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Des 2018, 09:51 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 09:51 WIB
Pantai Carita Diterjang Tsunami
Sejumlah kebutuhan terlihat dekat sebuah rumah yang rusak setelah tsunami menerjang Pantai Carita, di perairan Banten, Minggu (23/12). Data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 584 orang luka-luka. (SEMI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Tsunami Selat Sunda melanda Kabupaten Serang dan Lampung pada 22 Desember 2018. Sapuan air laut ini menyebabkan kerusakan di sejumlah titik dan menimbulkan korban yang meninggal, maupun luka-luka.

Melalui keterangan tertulis pada Senin (24/12/2018), Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial membeberkan peran Kementerian Sosial (Kemensos) dalam tanggap darurat bencana di dua daerah, yakni Banten dan Lampung, tepatnya Lampung Selatan.

Di dua daerah tersebut, Kemensos memberikan sejumlah bantuan berupa Layanaan Dukungan Psikososial (LDP) dan logistik. Dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan juga telah disapkan.

Untuk di wilayah Banten, Kemensos menurunkan dapur umum di sejumlah titik, yakni di Kecamatan Labuan, Cinangka, Ciangsana, Carita, Kecamatan Sumur, dan Tanjung Lesung. Untuk LDP, telah tersedia di Lapangan Futsal belakang Kantor Kecamatan Labuan.

Sedangkan untuk Provinsi Lampung, Kemensos menerjunkan dapur umum di dua titik, yakni di Kantor Kominfo setempat dan Kantor Gubernur Lampung. Selain itu, LDP juga terdapat di tempat yang sama.

Hingga saat ini, total bantuan Kemensos pada tahap pertama di Provisi Banten mencapai Rp520.361.150, sedangkan untuk Provinsi Lampung sebesar Rp516.567.200.

Kampung Siaga Bencana

Menteri Agus Gumiwang mengatakan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Anyer dan Labuan juga telah diaktifkan untuk membantu proses penanganan masyarakat terdampak bencana.

KSB merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan atau tempat untuk program penanggulangan bencana. 

Tujuan KSB adalah agar masyarakat waspada bencana, siaga pada perubahan lingkungan yang ekstrem, serta mengetahui langkah yang harus dilakukan dalam menanggulangi bencana.

"Kedua KSB tersebut telah diaktivasi dan bersama-sama TAGANA melakukan tugas-tugas perlindungan korban bencana alam," kata Menteri Agus.

(Liputan6.com/Rifqi Aufal Sutisna)

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya